Tidak ada yang
menyangkal bahwa Muhammad merupakan sosok yang mempunyai kelebihan luar biasa,
baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hal ini dibuktikan dengan
ajaran yang dibawanya hingga sekarang masih eksis dan berkembang pesat. Bahkan
Muhammad termasuk tokoh paling berpengaruh dalam perkembangan peradaban dunia.
Maka
tak ayal jika bangsa Barat mengagumi sosok Muhammad. Kiprahnya sangat fenomenal
dalam merubah dan mewarnai dunia. Sebuah fakta yang gamblang dan tak
terbantahkan bahwa status Nabi Muhammad ada di urutan kedua sesudah Allah,
satu-satunya yang mengetahui kemuliaan Nabi-Nya. Hal ini diunggkapkan oleh
penyair terkemuka Syaikh Sa’adi,’’sesudah Allah, engkaulah yang terbesar,”.
Ilmuan
Barat sangat tertarik meneliti dan menulis biografi Muhammad, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya sarjana Eropa dalam tahun-tahun belakangan ini
menulis biografi Nabi Muhammad, tentu saja, jauh lebih obyektif ketimbang
karya-karya dari generasi-generasi sebelumnya dan berusaha bersikap adil pada
kepribadiannya.
Di
antara karya-karya ilmuan Barat adalah "Muhammad: Prophet and Statesment"
yang ditulis oleh W. Montgomery Watt, barangkali adalah kajian paling terkenal
di antara studi-studi lain. Juga ada karya paling kontroversial, yakni buah
tangan Gunther Luling berjudul "Die Wiederentdeckung Des
Propheten Muhammad", yang beranggapan bahwa Muhammad Nabi
Mirip Malaikat. (halaman 17).
Dari
sekian banyak karya-karya biografi Nabi Muhammad, tak satu pun dari para
penulis orientalis mencurahkan perhatiannya untuk menelaah bidang yang mengulas
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW secara mendalam. Sehingga, orientalis
Jerman, Annemarie Schimmel, cendekiawan masyhur yang ahli dalam bidang studi
Islam dan tasawuf, menulis buku "Cahaya Purnama Kekasih Tuhan"
sebagai bentuk kecintaannya terhadap sosok Muhammad dan kecintaan umat Islam
terhadap nabinya.
Sekilas
tentang penulis, Schimmel mengarang banyak buku tentang keislaman dan selalu
jadi ‘box office’. Buku-bukunya sangat mendalam dan detail. Bahkan mungkin ia
juga hapal Al-Quran. Suatu ketika saat masuk ke ruang kuliah untuk memberi
kuliah di musim dingin, ia berkata, "Adapun (kaum) ‘Ad, maka mereka telah
dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang," mengutip
ayat tentang badai dingin yang mengazab kaum ‘Ad.
Buku
setebal 474 halaman ini memaparkan dengan gamblang perspektif penulis yang
meraih gelar doktor di usia 19 tahun dan profesor di usia 23 tahun ini terhadap
sosok Muhammad. Schimmel yang meninggal tahun 2003 ini menginterpretasikan
Muhammad adalah paragon kelembutan, kemurahan, kesopanan, kesantunan, dan
keakraban. (halaman 333). Sehingga sikap dan perilakunya patut dijadikan
teladan umat sedunia. Akhlak dan prestasi-prestasi pribadinya menjadi sentral
bagi teologi modernis Muslim. Kualitas-kualitas keteladanannya memukau banyak
orang, belum pernah dijumpai sosok yang berperilaku sempurna seperti Muahammad.
Kadang-kadang keteladanannya dilukiskan warna-warni dalam gaya anekdot.
Dengan
merujuk kepada sumber-sumber asli dari berbagai bahasa dunia Islam, buku ini
mengeksplorasi perwujudan rasa cinta dan penghormatan umat muslim yang demikian
mendalam terhadap nabinya. Kedudukan sentral Nabi Muhammad SAW, dalam kehidupan
umat muslim diuraikan dengan membahas aspek-aspek kehidupannya, teladan
indahnya, posisi uniknya, kelahirannya, mukjizatnya, Isra’ Mi’rajnya, nama-nama
julukannya, kisah-kisah serta legendanya yang kesemuanya diolah secara kreatif
dan indah oleh para ulama, sufi, maupun pujangga menjadi ribuan karya prosa dan
puisi yang memikat hati.
Dari
segi fisik, Muhammad dijelaskan sebagai arketipe atau pola dasar dari seluruh
keindahan lahiriah manusia. Karena sifat-sifat spiritualnya yang paling mulia
mengejawantah dalam dirinya secara fisik. Seperti dikatakan oleh penyair Urdu
masa kini, "Muhammad adalah keindahan dari ujung kaki hingga ujung kepala,
cinta yang menjelma raga." (Halaman 57).
Salah
satu pasase Syah Waliullah tampak benar-benar misterius, dia melihat Nabi
Muhammad berkembang dalam tiga lingkaran yang menjadi makin besar, sebagai
bulan sabit, bulan purnama, sampai benar-benar menjadi sempurna, yaitu
tercapainya kedudukan sebagai penutup para Nabi. Dalam pasase lainya, baginya
Nabi Muhammad adalah seorang yang unik karena keselarasan batinnya yang
sempurna dan karena dukungan alam kesucian. Namun bahkan yang lebih penting
adalah peran aktifnya dalam menciptakan suatu masyarakat yang berhasil.
Menurut
pandangan Muhammad Iqbal, sosok Muhammad tidak saja telah memberi contoh
bagaimana sebuah masyarakat mukmin adisuku yang sedemikian itu dapat dan harus
dibangun. Pada saat yang sama, dia adalah simbol kesatuan tak tergoyahkan dari
masyarakat. Nabi adalah jantung dalam segenggam debu, yang dari debu itu
manusia tercipta, yaitu dia adalah kekuatan pemberi kehidupan yang mengubah
umat Islam menjadi suatu organisme hidup.
Faktor penting
yang dapat menyumbang bagi pembentukan dalam meneladani sosok Muhammad adalah
cinta yang menyala-nyala kepadanya, yang akan memampukan baik individu maupun
masyarakat untuk hidup dalam keselarasan, menurut tuntunan-tuntunan cinta
kepada Allah. (halaman 362).
Buku ini sangat
apik dijadikan bahan bacaan. Di dalamnya menyuguhkan kecintaan umat muslim
terhadap nabinya mulai dari kepribadian hingga aktivitas dalam bermasyarakat.
Tidak hanya umat Muslim, umat lain pun mengakui bahwa Muhammad adalah sosok
yang patut diagungkan dan diteladani.
Didukung dengan
menyuguhkan teks-teks puitis dan ungkapan-ungkapan artistik, serta menelaah
praktik-praktik dan tradisi religius umat muslim, menambah gaya dan warna dalam
ketertarikan membacanya. Penulis juga memaparkan sisi-sisi yang lebih halus
dari kebudayaan religius Islam, sehingga memberikan pemahaman yang baik bagi
orang-orang yang ingin memahami Islam sebagaimana yang dihayati dan diamalkan
oleh pemeluknya.
Judul : Cahaya
Purnama Kekasih Tuhan.
Penulis : Annemarie Schimmel
Penerbit : Mizan
Cetakan : I, Juni 2012
Tebal : 474 halaman
ISBN : 978-979-433-507-9
Peresensi: M. Hanifan Muslimin, aktivis CSS MoRA IAIN Walisongo
Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar