“Di sebuah tenda seorang memuji
dan menyeru Tuhannya,
Seorang anak kecil dengan bibir kehausan menyeru Tuhannya.
Oh tangan! Mengapa? Mengapa engkau jatuh dari tuanmu,
Serombongan kafilah kehausan hanya menginginkanmu”.
Seorang anak kecil dengan bibir kehausan menyeru Tuhannya.
Oh tangan! Mengapa? Mengapa engkau jatuh dari tuanmu,
Serombongan kafilah kehausan hanya menginginkanmu”.
Almarhum hujjatul Islam
Wal Muslimin Syeikh Aga Rabbani Khalhali menulis dalam sebuah buku yang
berjudul Cehreye derakhsyan Qamare Bani Hasyim Abu Fadel Abbas as (wajah
rembulan cerah Bani Hasyim) jilid dua halaman 422:
Seorang ulama Arif
Hujjatul Islam Wal Muslimin Syeikh Aga Sayyid Murtadha Mujtahidi Sistani adalah
seorang ustad pengajar di hawzah ilmiah Qom, Iran, pada hari-hari Fatimiah
(hari syahadah dari sayyidah Fatimah Az-Zahra as) pada tahun 1418 Hijriah
Qamariah menulis bahwa, Almarhum Salalah Al-Atyab Aga Haji Sayyid Abbas Reisi adalah
salah seorang dari pelayan dan pembantu di haram Imam Ridha as yang baru-baru
ini berpulang ke rahmatullah, dua tahun yang lalu di masa beliau mendapat
mukasyafah bertemu dengan Abu Fadel Abbas as –dan ia mendapat syafaat
kesembuhan penyakitnya dari beliau.
Aga haji Sayyid Abbas
Reisi mengatakan bahwa pada musim dingin beberapa tahun yang lalu di suatu hari
yang penuh dengan salju, beliau terjatuh di tanah dan tulang kaki bagian
atasnya patah. Beberapa waktu beliau berbaring di rumah sakit, dan setelah itu
beliau dibawa ke rumah seorang anak laki-lakinya yang bernama Sayyid Ali Akbar
Reisi dan beliau dirawat di rumah anaknya tersebut. Akan tetapi dikarenakan
oleh umur yang memang sudah tua beliau, tidak sembuh dari sakit yang beliau
alami hingga tiba suatu hari di mana beliau tertidur di rumah anaknya, di mana
dalam tidur itu beliau bermimpi bertemu dengan Abu Fadel Abbas dan dia sedang
menunggangi kuda dan masuk ke halaman rumah yang ia tempati tepat berhadapan
dengan kamar yang ia tempati saat tidur, setelah itu Abu Fadel Abbas melihat
kepada pelayan tua itu, Aga Haji Sayyid Abbas Reisi, dan tersenyum kepada
beliau, kemudian pergi.
Setelah saat itu, Kimia
Atzar (elexir of effect), sementara umur dari Aga Haji Sayyid Abbas Reisi yang
sudah sangat tua itu dengan umur yang lewat dari delapan puluh tahun, sembuh
dari penyakit beliau dan beliau dapat lagi berjalan seperti semula. Pandangan
yang dapat memberikan kehidupan bagi yang telah mati, dari keselamatan yang
diperoleh dari tulang yang patah bukanlah sesuatu yang tak bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar