Belakangan ini, seiring merebaknya media-media
internet, semisal fanpage di jejaring sosial facebook dan situs-situs yang hobi
menyebar berita palsu (hoax), hasutan, dan fitnah, banyak orang yang menjadi
korban hasutan dan propaganda tersebut, yang dalam hal ini dalam kasus Syi’ah. Terkait
dengan hal itu, dirasa sangat penting untuk memberikan informasi secara singkat
tentang:
[1]
Apa Syi’ah itu secara bahasa? [2]
Apa pengertian Syi’ah itu secara teologis, dan [3] Kepada siapa sajakah sebutan Syi’ah itu dimaksudkan?
Maka, jika pertanyaan-pertanyaannya benar,
seperti yang dicontohkan, (ini sebagai misal saja), akan didapat jawaban, PERTAMA:
Syi’ah secara bahasa berasal dari Al-Qur’an:
….. وإن
من
شيعته
لإبراهيم
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk
golongannya (Nuh)” (QS. Ash-Shaaffaat: 83). Jika kita membaca ragam kitab
tafsir, umumnya akan dikatakan bahwa kata “Syi’ah” dalam ayat tersebut artinya
atau memiliki arti dan pengertian sebagai “golongan”, “penerus”, “penolong”,
“pengikut”, dan “pembela” (Silahkan bandingkan dengan ayat yang ada dalam Surah
Al-Baqarah ayat 15….هذا
من
شيعته
وهذا
من
عدوه)
= Hadza min Syi’atihi (Dan ini dari Syi’ahnya Musa) wa hadza min ‘aduwwihi (dan
ini dari musuhnya Musa as).
Syi’ah di sana (dalam Surah As-Shaffat ayat
83) berarti sebuah kelompok atau seseorang yang meneruskan agama atau
“iman”-nya Nabi Nuh as –di mana yang dimaksud secara khusus dalam Surah
As-Shaffat ayat 83 tersebut adalah Nabi Ibrahim as, sedangkan Syi’ah dalam
Surah Al-Baqarah ayat 15 adalah ‘golongan’, ‘ummat’, dan ‘pengikut’ nabi Musa
as. Maka dikatakan bahwa Ibrahim as adalah Syi’ah-nya Nuh as.
KEDUA (Secara teologis, siapa peletak dasar
Syi’ah?): Orang yang pertama memberikan nama Syi’ah kepada para pengikut Amirul
Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as adalah Rasulullah Saw dan ia pula sebagai
peletak dasar batu fondasinya serta penanam benihnya, sedangkan orang yang
mengukuhkannya adalah Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib as. Semenjak saat
itu, para pengikut ‘Ali dikenal sebagai Syi’ah ‘Ali bin Abi Thalib.
Ibn Khaldun berkata di dalam Muqaddimah-nya,
“Ketahuilah! Sesungguhnya Syi’ah secara bahasa artinya adalah sahabat dan
pengikut. Dan di dalam istilah para fuqaha dan ahli kalam, dari kalangan salaf
dan khalaf, sebutan Syi’ah ditujukan kepada para pengikut ‘Ali dan anak
keturunannya.”
Dan di dalam Khuthathu Syâm, karya Muhammad
Kurd ‘Ali, cukuplah sebagai hujjah tentang penamaan istilah Syi’ah. Ia secara
tegas berkata bahwa Syi’ah adalah sekelompok dari golongan sahabat Rasulullah
Saw yang dikenal sebagai Syi’ah ‘Ali. Muhammad Kurd’ Ali berkata, “Adapun
sebagian penulis yang berpandangan bahwa mazhab Tasyayyu’ (Syi’ah) adalah
ciptaan ‘Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan Ibn As-Sauda’, maka itu
merupakan khayalan belaka dan sedikitnya pengetahuan mereka tentang mazhab
Syi’ah.”
Di dalam Tafsir Al-Qurthubi diriwayatkan:
Sesungguhnya Rasulullah saw tatkala berada di Ghadir Khum beliau menyeru
manusia, maka mereka pun berkumpul. Lalu Rasulullah saw mengangkat tangan Ali
as seraya berkata, ‘Barangsiapa yang aku sebagai pemimpinnya maka inilah Ali
sebagai pemimpinnya’.
Berita itu pun tersebar ke seluruh pelosok
negeri, dan sampai kepada Harits bin Nukman Al-Fihri. Lalu dia mendatangi
Rasulullah saw dengan menunggang untanya. Kemudian dia menghentikan untanya dan
turun darinya. Harits bin Nukman Al-Fihri berkata:
“Hai Muhammad, kamu telah menyuruh kami
tentang Allah, supaya kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
kamu adalah utusan-Nya, dan kami pun menerimanya.
Kamu perintahkan kami untuk menunaikan salat
lima waktu, dan kami pun menerimanya. Kamu perintahkan kami untuk menunaikan
zakat, dan kami pun menerimanya. Kamu perintahkan kami untuk berpuasa di bulan
Ramadhan, dan kami pun menerimanya.
Kamu perintahkan kami untuk melaksanakan
ibadah haji, dan kami pun menerimanya. Kemudian kamu tidak merasa puas dengan
semua ini sehingga kamu mengangkat tangan sepupumu dan mengutamakannya atas
kami semua dengan mengatakan ‘Siapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya
maka inilah Ali pemimpinnya’. ‘Apakah ini dari kamu atau dari Allah?’
Rasulullah saw menjawab: Demi Allah yang tidak
ada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnya ini berasal dari Allah SWT.
Mendengar itu Harits bin Nukman Al-Fihri
berpaling dari Rasulullah saw dan bermaksud menuju ke kendaraannya sambil
berkata, ‘Ya Allah, seandainya apa yang dikatakan Muhammad itu benar maka
hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang
pedih.’
Maka sebelum Harits bin Nukman Al-Fihri sampai
ke kendaraannya tiba-tiba Allah menurunkan sebuah batu dari langit yang tepat
mengenai ubun-ubunnya dan kemudian tembus keluar dari duburnya, dan dia pun
mati.
Kemudian Allah SWT menurunkan firman-Nya:
Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi. Untuk
orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya.
KETIGA (Siapakah sajakah Syi’ah Ali itu?):
Selain tokoh-tokoh inti sahabat Rasulullah, semisal Abu Dzar Al-Ghifari, Salman
Al-Farisi, Miqdad, Ammar, Hudzaifah Al-Yamani, Hasan bin Tsabit, Usamah bin
Zaid, masih banyak lagi tokoh-tokoh Syi’ah lainnya di kalangan para sahabat,
seperti Malik Al-Asytar, Utsman bin Mazh’un, Umar bin Abi Salamah, Muhammad bin
Abu Bakar bin Quhafah (dan masih banyak lagi lainnya), juga banyak tokoh-tokoh
Syi’ah yang tersebar dalam ragam bidang dan domain (dari kalangan para sahabat
dan tabi’in), antara lain
[1] Abdullah ibn Abbas. Ia adalah orang
pertama dari kaum Syi’ah yang mendiktekan tafsir Al-Qur’an. Seluruh ulama
Syi’ah (dan sejumlah Ulama Sunni) telah mengungkapkan fakta dan memberikan
kesaksian mereka atas ke-Syiahan Ibn Abbas (wafat 67 Hijriah), yang mana
menjelang wafatnya, beliau berikrar di dalam doanya; “Ya Allah, sungguh aku
memohon kedekatan diriku kepadamu dengan kesetiaanku pada kepemimpinan Ali ibn
Abi Thalib”.
[2] Jabir ibn Abdullah Al-Anshari; (wafat 70
Hijriah) berada di jajaran pertama dari silsilah kedudukan para mufassir.
[3] Abdullah Bin Mas’ud.
[4] Ubay bin Ka’ab bin Qais Al-Anshari, yang
pertama menyusun Fadhailul Qur’an (Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an), dan masih
banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar