Inilah khutbah Nabi Muhammad SAWW di Ghadir Khum pada
18 Dzulhijjah 10 Hijriah atau yang dikenal Khutbah Haji Wada’ (Haji Perpisahan)
Dengan Nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang tinggi dalam
keesaan-Nya, dekat dalam ketunggalan-Nya, perkasa dalam kekuatan-Nya, agung
dalam keberadaan pembantu-pembantu utama-Nya, Maha Tahu akan segala sesuatu,
sementara Dia tetap di tempat-Nya; menundukkan seluruh makhluk dengan
kekuasaan-Nya dan (kekuatan) bukti-bukti-Nya. Dialah Tuhan yang kesucian-Nya
abadi dan pujian bagi-Nya tak pernah terhenti. Pencipta langit-langit yang
menjulang dan lapisan bumi yang membentang. Penguasa bumi dan langit, Maha
Kudus dan Maha Suci. Tuhan para Malaikat dan al-Ruh yang kepada seluruh
ciptaan-Nya bersifat sangat pemurah, dan kepada seluruh makhluk-Nya bersifat
Maha Derma. Dia melihat setiap pandangan, tanpa pandangan-pandangan itu melihat-Nya,
Dialah Maha Pemurah, Maha Tabah dan Maha Kasih.
(Dialah) Penabur rahmat
yang meliputi segala sesuatu, Pelimpah nikmat yang memberkati seluruh rnakhluk,
tidak mempercepat siksa-Nya dan tidak segera menimpakan azab kcpada mereka yang
berhak rnendapatkannya. Dia tahu setiap rahasia yang tersembunyi dan segala apa
yang tersimpan di dalarn hati. Tiada rahasia yang luput dari-Nya, dan tiada
misteri yang rnengelirukan-Nya. Dia Maha Tahu akan segala sesuatu, menundukkan
segala sesuatu, perkasa atas segala sesuatu, berkuasa atas segala sesuatu,
tiada sesuatu yang rnenyerupai-Nya. Dialah yang menciptakan sesuatu ketika
belum ada yang disebut sesuatu. Dialah yang Maha Abadi, yang berkuasa atas
dasar keadilan. Tiada Tuhan melainkan Dia, yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana,
Maha Suci Tuhan dan tidak dilihat oleh pandangan mata, dan Dialah yang meliputi
pandangan mata. Dia yang Maha Kasih dan Maha Mengetahui.
Tiada siapa yang
menceritakan Sifat-Nya lantaran (pernah) melihat-Nya, tiada siapa yang
mengetahui bagaimana Dia secara lahir dan batin, melainkan apa yang dikatakan
oleh Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung itu sendiri. Aku bersaksi bahwa Dia
Allah yang kudus-Nya memenuhi masa, cahaya-Nya meliputi alpha dan omega,
perintah-Nya terlaksana tanpa musyawarah, takdir-Nya ditentukan tanpa
bersama-Nya mitra. Tiada cela dalam pengaturan-Nya, tiada contoh dan ciptaan
yang dibentuk-Nya, tiada bantuan dari setiap apapun, tiada kerja keras dan
tiada tipuan atas apa yang diciptakan-Nya, Dia ciptakan makhluk-Nya dan jadilah
ia, dan karena cahaya wujud-Nya maka tampaklah semua. Dialah Allah yang tiada Tuhan
melainkan Dia, Maha Rapih dan Maha indah dalam mencipta, maha Adil yang tidak
menganiaya, dan Maha Pemurah yang kepada-Nya kembali seluruh hajat dan perkara.
Aku bersaksi bahwa Dialah
Tuhan yang kepada kekuasaan-Nya segala sesuatu tunduk, dan kepada keagungan-Nya
segala sesuatu membungkuk. Dialah Empunya seluruh kekayaan, Raja dari seluruh
kerajaan, Pencipta planet-planet serta bintang gemintang di langit, pengendali
matahari dan bulan, di mana kesemuanya mengorbit untuk batas waktu yang telah
ditentukan. Dialah yang menggilirkan malam setelah siang, dan siang setelah
malam saling berganti. Dialah penghancur para tiran yang membangkang dan
pemusnah setan-setan yang terkutuk yang menentang. Tiada bersama-Nya lawan dan
kawan, Dia Maha Esa, Tunggal. Satu dan tempat bertumpu segala sesuatu. Dia
tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tiada sesuatupun yang setara
dengan-Nya. Dialah Tuhan yang Satu, Pemelihara yang Agung dan Pemurah. (Bila)
berkehendak ia akan terlaksana, (bila) berkeinginan ia akan terwujud. Dia
mengetahui segala sesuatu dengan rinci. Dia yang mematikan dan menghidupkan,
membuat orang menjadi fakir dan kaya, tertawa dan menangis, menyimpan dan
memberi.
Di tangan-Nyalah kerajaan;
bagi-Nya segala pujian, di tangan-Nya semua kebaikan dan Dia-lah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Malam dimasukkan-Nya ke dalarn siang, dan siang ke malam.
Tiada Tuhan melainkan Dia. Maha Perkasa dan Maha Pengampun, Pengijabah do’a,
Pemberi yang tulus, Maha Tahu secara rinci segala hembusan nafas, Tuhan seluruh
makhluk, baik dari golongan jin maupun golongan nas (manusia). Tiada perkara
sulit di hadapan-Nya; tiada gemuruh suara orang-orang yang berteriak
mengganggu-Nya atau desakan orang-orang yang mendesak rnencemaskan-Nya. Dialah
Pemelihara orang-orang yang saleh, Penyebab berjayanya orang-orang yang sukses,
Pelindung penghuni alam semesta, dan Yang paling berhak untuk disyukuri dan
dipuji oleh setiap makhluk ciptaan-Nya. Aku memuji-Nya pada saat suka dan duka,
juga pada saat sempit dan lapang. Aku beriman kepada-Nya, kepada para
malaikat-Nya, Kitab-kitab¬Nya dan Rasul-rasul-Nya. Aku mendengar perintah-Nya,
patuh dan segera bangkit melaksanakan segala yang diridhai-Nya, menerima total
ketentuan-Nya, semangat dalam mematuhi-Nya dan takut akan siksa-Nya. Sebab Dialah
Tuhan yang tiada seorangpun akan merasa aman dari makar-Nya atau khawatir dari
kezaliman-Nya. Aku ikrarkan pada diriku akan kehambaanku di hadapan-Nya, dan
juga bersaksi akan ketuhanan-Nya (untuk diriku). Kini akan aku sampaikan
(kepada kalian) apa yang Tuhan wahyukan kepadaku, sebab bila tidak kulakukan
itu, niscaya azab-Nya akan mengenaiku, sedemikian sehingga tiada siapapun yang
akan dapat menolak-Nya dariku, (sebesar apapun kekuatannya). Tiada Tuhan
melainkan Dia. Dia telah memberitahuku, apabila tidak kusampaikan apa yang
diturunkan-Nya kepadaku, itu berarti sama dengan aku tidak menyarnpaikan
seluruh risalah (pesan)-Nya; dan Dia juga telah menjamin untuk memeliharaku
(dan upaya orang-orang yang menentang). Bagiku cukuplah Allah Yang Maha Pemurah
sebagal penjamin.
Firman-Nya untukku: Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. “Wahai Rasul (Muhammad), sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dan
Tuhanmu. Apabila tidak kau lakukan, itu berarti sama dengan engkau tidak
menyampaikan seluruh risalah (pesan)-Nya, dan Allah (akan) memeliharamu dari
(gangguan) manusia-manusia lain.” (al Qur’an surah al Maidah ayat 67).
Wahai umat manusia! aku tidak pernah salah, alpa atau lalai dalam menyampaikan
segala sesuatu yang diturunkan Allah kepadaku. Kini aku jelaskan kepada kalian
semua sebab turunnya ayat ini: Malaikat Jibril (as) turun menjumpaiku sebanyak
tiga kali, memerintah aku–berdasarkan perintah Tuhanku— untuk berdiri di tempat
keramaian ini dan menyatakan kepada (bangsa) putih dan hitam bahwa Ali bin Abi
Thalib (as) adalah saudaraku, Washi-ku (penerima wasiatku) penggantiku dan imam
setelahku, yang kedudukannya di sisiku sama dengan kedudukan Harun di sisi
Musa, hanya saja tiada nabi selepasku. Dia adalah wali (pemimpin) kamu setelah
Allah dan Rasul-Nya. Allah (SWT) juga telah menurunkan kepadaku sebuah ayat
dalam kitab-Nya berkenaan dengan itu: “Sungguh
wali (pemimpin) kamu adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat sementara mereka dalam keadaan ruku”
(al Qur’an surah al Maidah ayat 55).
Ali bin Abi Thalib (as)
adalah orang yang mendirikan shalat dan mengeluarkan zakatnya dalam keadaan
ruku’ seperti yang dirnaksud oleh Allah (SWT) itu. (Pada mulanya) Aku memohon
kepada Malaikat Jibril agar dia memintakan kepada Allah untuk membebaskan aku
dari menyampaikan perintah ini kepada kamu, kanena aku tahu betapa sedikitnya
orang-orang yang bertakwa, dan betapa banyaknya orang yang munafik, penebar
fitnah dan mengolok-olok agama Islam sebagaimana yang disifatkan oleh Allah
karakter-kanakter mereka dalarn Al-Qur’an, “… Kamu katakan dengan mulutmu
apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun juga. Dan kamu menganggapnya sesuatu
yang ringan, padahal di sisi Allah ia adalah besar. “ (24:15). Masih segar dalam
ingatanku bagaimana mereka menyebutku sebagal udzun (orang yang tidak teliti
dan cepat percaya pada setiap berita yang didengarnya). Mereka mendugaku
demikian lantaran seringnya mereka mendapati dia (Ali) duduk bersamaku dan
besarnya penghormatanku kepadanya sehingga untuk itu Allah ‘Azza wa jalla
menurunkan firman-Nya: Di antara mereka (orang-orang munafìk) ada yang
menyakiti nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.”
Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah
dan mempercayai orang-orang mukmin.” (Q.S. 9:61). Seandainya aku mau
sebutkan nama-nama mereka niscaya akan kusebutkan, atau seandainya aku mau
tunjuk wajah-wajah mereka niscaya akan kutunjukkan. Namun —demi Allah— aku
telah dan terus akan bersikap sangat bersahabat dan dewasa terhadap mereka.
Bagaimanapun, Allah tetap mendesakkan dan tidak akan rela padaku melainkan aku
sampaikan apa yang diturunkan-Nya padaku tentang maksud ayat: “Wahai Rasul,
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, apabila kamu tidak
mengerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan seluruh
risalahmu. Allah akan memelihara kamu dan gangguan manusia” (Q.S. 5:67).
Ketahuilah —wahai umat
manusia— sesungguhnya Allah telah menetapkannya (Ali) sebagai wali, pemimpin
dan imam bagi kalian. Mematuhinya adalah wajib, baik bagi kalangan Muhajirin,
Anshar, generasi-generasi yang baik yang datang setelahnya, orang-orang desa,
kota, Ajam (Non-Arab), Arab, orang yang merdeka, hamba sahaya, kecil, besar,
putih, hitam, dan bagi setiap orang yang menyatakan tauhid kepada Allah (SWT).
Keputusan hukum yang diambilnya adalalah sah. Kata-katanya wajib didengar dan
perintahnya wajib dipatuhi. Orang yang menentangnya akan terkutuk, yang
rnengikutinya akan mernperoleh rahmat, dan yang mempercayainya adalah orang
beriman. Allah telah mengampuni orang yang mendengarnya dan yang mematuhinya.
Wahai umat manusia ini adalah kali terakhir aku berdiri di tempat keramaian
ini. Dengarlah, patuhilah dan ikutilah perintah Tuhan kamu, karena Allah ‘Azza
wa Jalla adalah Tuan, Pelindung, dan Tuhan kamu. Berikutnya adalah Muhammad
(saw), yang sekarang tengah berdiri dan berbicara di hadapan kamu sebagai wali
dan pemimpin kamu. Setelah aku, Ali adalah Wali dan imam kamu berdasarkan
perintah Tuhanmu. Kemudian imamah dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada zuriat
keturunanku dari putra-putranya sehinggalah tiba suatu hari di mana kamu akan
berjumpa dengan Allah dan Rasul-Nya. Sungguh tiada suatu yang halal melainkan
apa yang dihalalkan oleh Allah, dan tiada yang haram melainkan apa yang
diharamkan oleh-Nya. Dialah yang telah mengajariku mana yang halal dan mana
yang haram. Kemudian aku mengajarkannya kepada Ali apa yang diajarkan oleh
Tuhanku padaku dari kitab-Nya dan hukum halal dan haram-Nya.
Wahai umat manusia!
seluruh ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku adalah ilmu-ilmu yang rinci. Dan dari
setiap ilmu yang kuketahui itu, telah kuajarkan pula secara rinci pada imam
orang-orang yang bertakwa ini. Sungguh tiada ilmu melainkan telah aku sampaikan
kepada Ali, sang Imam yang agung. Wahai umat manusia! Jangan kalian tersesat
karena meninggalkannya; jangan kalian berpaling darinya; dan jangan kalian
takabur dan enggan untuk menerima kepemimpinannya. Karena dia akan membawa
kepada kebenaran dan mengamalkannya, serta menghancurkan kebatilan dan
mencegahnya, tanpa dia peduli pada celaan para pencela dalam menjalankan
perintah Tuhannya. Dialah orang pertama yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya; dialah orang yang mengorbankan jiwanya demi Rasul-Nya; dialah
satu-satunya dari kaum lelaki yang pertama kali menyembah Allah bersama Rasul
utusan-Nya. Wahai umat manusia! Utamakanlah dia. Karena Allah telah
mengutamakannya. Terimalah dia, karena Allah yang telah mengangkatnya. Wahai
umat manusia! Dialah Imam yang ditunjuk oleh Allah. Allah tidak akan mengampuni
orang-orang yang ingkar terhadap wilayah dan kepemimpinannya dan tidak akan
pernah memaafkannya sekali-kali. Sungguh, Allah telah memastikan diri-Nya untuk
melakukan itu bagi mereka yang menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan
akan menimpakan kepadanya azab yang pedih, maha dahsyat dan selama-lamanya.
Awas! jangan kalian mengingkarinya karena itu akan menghantar kalian ke dalam
api neraka, yang bara apinya terdiri dan manusia dan batu-batuan yang telah
disiapkan bagi orang-orang kafir.
***
Wahai umat manusia! Demi
Allah, para nabi dan rasul terdahulu telah memberitakan kepada kaumnya akan
kedatanganku. Aku adalah akhir dan penutup seluruh nabi dan rasul. Aku adalah
bukti Allah (hujjah) bagi segenap makhluk-Nya, di langit dan di bumi.
Barangsiapa ragu-ragu tentang itu, maka dia adalah orang kafir sekafirnya orang
jahiliyah terdahulu. Barangsiapa meragukan sebagian ucapanku, itu berarti
meragukan keseluruhannya. Orang yang ragu-ragu seperti itu baginya adalah api
neraka. Wahai umat manusia! Anugerah Allah kepadaku akan keutamaan-keutamaan
ini adalah karena kasih sayang-Nya dan ihsan-Nya yang agung kepadaku. Tiada
tuhan melainkan Dia. Bagi-Nya pujian dariku pada setiap keadaan sepanjang masa
dan selama-lamanya. Wahai umat manusia! Utamakanlah Ali, sebab dia adalah
manusia yang paling utama setelahku, baik dari kalangan laki-laki ataupun
perempuan. Karena kamilah kemudian Allah menurunkan rezeki-Nya (kepada kalian)
dan (karena kami jugalah maka) seluruh makhluk memperoleh kehidupan. Terkutuk
dan sungguh terkutuk; dimurkai dan sungguh dimurkailah mereka yang menolak
ucapanku ini dan merasa tidak berkenan di dalam hatinya. Ketahuilah bahwa
Jibril telah memberitahuku tentang itu berdasarkan firman Allah (SWT)
kepadanya: “Barangsiapa memusuhi .Ali dan
tidak mewila’nya (menjadikannya sebagai wali) niscaya dia akan memperoleh
laknat-Ku dan murka-Ku”. Karena itu hendaklah setiap jiwa melihat apa yang
akan disiapkannya untuk hari esok. Takutlah kamu kepada Allah, dan hindarilah
dari menentang-Nya, karena akibatnya kalian akan tergelincir, padahal
sebelumnya kalian berada pada jalan yang lurus. Sungguh Allah Maha Tahu atas
apa yang kamu kerjakan. Wahai umat manusia! Sungguh Ali-lah yang dimaksudkan sebagai
hak Allah (yang harus dipenuhi haknya) seperti yang disebutkan dalarn kitab
suci-Nya. Allah berfirman: (kelak di hari kiamat) setiap jiwa berkata: “amat besar penyesalanku atas kelalaianku
dalam menunaikan hak-hak Allah…” (Q.S. 39:56).
Wahai umat manusia!
Tadabburlah (renungkanlah) kitab suci Al Quran, pahamilah ayat-ayatnya.
Perhatikanlah ayat-ayat muhkamatnya dan jangan kalian ikuti (secara lahiriah)
makna ayat-ayat Mutasyabihat-nya. Demi Allah, tidak ada yang bisa menjelaskan
batas-batasnya atau menerangkan tafsirnya kepada kalian melainkan orang yang
kupegang tangannya ini (Ali); yang kunaikkan dia (Ali) ke sisiku ini dan yang
kuangkat lengannya ini. Kini aku umumkan kepada kalian, barangsiapa menjadikan aku sebagai maula atau pemimpin, maka inilah Ali
sehagai maula dan pemimpinnya. Dia—Ali bin .Abi Thalib— adalah saudaraku
dan washiku. Perintah untuk mengangkatnya sebagai maula ini turun dari Allah
‘azza wa jalla kepadaku. Wahai umat manusia! Sungguh Ali dan putra-putraku yang
suci adalah peninggalan beratku yang besar. Masing-masing mereka akan
memberitakan satu sama lain dan saling membenarkan. Keduanya (Al Quran dan
keluarga Nabi) tidak akan pernah berpisah sehingga mereka menjumpaiku di telaga
(syurga) kelak. Mereka (para Imam, penerj.)
ini adalah orang-orang kepercayaan Allah yang ada di antara makhlukNya dan para
pemimpin bijaksana yang ada di bumi-Nya. Sungguh telah kutunaikan (perintah
ini). Sungguh telah kusampaikan; sungguh telah kuperdengarkan; sungguh telah
kujelaskan. Ketahuilah bahwa Allah ‘azza wa jalla telah memfirmankannya dan aku
telah mengucapkannya dari sisi-Nya. Ketahuilah, sungguh tidak ada orang yang
disebut sebagai Amir al Mukminin (Pemimpin orang-orang yang beriman) melainkan
saudaraku ini (Ali). Siapapun tidak diperkenankan untuk menyandang gelar dan
status ini melainkan dia semata-mata.
(Kemudian Nabi saw
mengambil lengan Ali yang sejak tadi berdiri bersama Nabi di atas mimbar dan
mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu dekatnya sehingga kakinya sejajar persis
dengan lutut Rasulullah saw. Nabi kemudian berkata: Wahai umat manusia! Ini adalah Ali, saudaraku dan washiku, pemelihara
ilmuku, khilafahku bagi ummatku dan wakilku dalam menafsirkan kitab Allah ‘azza
wa jalla. Dialah penyeru kepada Allah, melaksanakan segala apa yang
diridhoi-Nya, memerangi musuh-musuh-Nya, penganjur pada ketaatan, pencegah
maksiat, khalifah Nabi utusan Allah, Amir al Mukminin, Imam yang memberi
petunjuk, yang memerangi—berdasarkan perintah Allah—kelompok Nakitsin, Qosithin
dan Mariqin. Kini kusampaikan pada kalian—berdasarkan perintah Tuhanku, sesuatu
yang tidak dapat kuubah. Aku nyatakan, “Allahumma, ya Allah berilah
dukungan dan wila’Mu kepada orang yang mewila’ Ali, musuhilah orang yang
memusuhinya, kutuklah orang yang mengingkarinya dan murkailah orang yang
mengabaikan haknya. Ya Allah, Engkaulah yang telah menurunkan firman-Mu
kepadaku bahwa imamah setelahku adalah milik Ali kekasih-Mu, di saat kujelaskan
perkara itu (kepada mereka) dan kuangkat dia (sebagai pemimpin) yang dengannya
Engkau sempurnakan untuk hamba-hamba-Mu agama mereka dan Engkau sempurnakan
untuk mereka nikmat-Mu, dan Engkau ridhoi bagi mereka Islam sebagai agamanya.
Engkau telah berfirman: “Barangsiapa menjadikan selain Islam sebagai
agamanya, niscaya ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat ia termasuk
orang-orang yang rugi.” (Q.S. 3:89). Ya Allah, kumohon kesaksian-Mu dan
cukup bagiku Engkau sebagai saksi—bahwa aku telah sampaikan (perintahMu ini).
Wahai umat manusia!
Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama kalian ini dengan imamah Ali.
Barangsiapa tidak mengikutinya atau tidak mengikuti
pengganti-penggantinya—putra-putraku yang datang dari sulbinya yang tetap ada
sampai hari kiamat dan hari perjumpaan dengan Allah Swt, niscaya amal-amal baik
mereka akan gugur dan mereka akan kekal dalam api neraka, tanpa keringanan dan
tanpa harapan (untuk bebas darinya). Wahai umat manusia! Inilah Ali, seorang
yang paling banyak membelaku di antara kalian, yang paling berhak atasku, yang
paling dekat denganku dan yang paling mulia di sisiku. Allah Swt dan aku ridho
padanya. Tiada ayat tentang ridho Allah yang turun melainkan ia berkaitan
dengan Ali, tiada ayat di mana Allah berbicara dengan orang-orang beriman
melainkan Dia memulainya dengan Ali; tiada ayat pujian dalam Al Quran yang turun
melainkan berkaitan dengan Ali; tiada kesaksian akan surga (seperti) dalam ayat
“hal ata’alal insani” melainkan Ali-lah yang dimaksudkannya; ayat tersebut
tidak turun untuk selain Ali. Wahai umat manusia! Ali adalah pembela agama
Allah dan pelindung Rasul utusan Allah. Dialah orang bertakwa, suci, petunjuk
jalan Allah dan memperoleh petunjuk dari-Nya. (Aku) Nabi kalian adalah
sebaik-baik nabi, dan (Ali) washi kalian adalah sebaik-baik washi, sementara
putra-putranya juga adalah sebaik-baik washi. Wahai umat manusia! Sungguh
zuriat setiap nabi berasal dari tulang sulbinya, tetapi zuriat keturunanku
adalah berasal dari sulbi Ali.
Wahai umat manusia! Sungguh karena dengkilah maka
Iblis mengeluarkan Adam dari surga. Oleh karena itu hindarilah dari mendengki
Ali, karena ia akan menyebabkan amal-amal kalian gugur dan kaki-kaki kalian
tergelincir. Ingat bahwa Nabi Adam
telah diturunkan (oleh Allah) ke bumi ini hanya lantaran satu kesalahan,
padahal ia adalah manusia pilihan-Nya. Apalagi kalian, manusia biasa, di mana
di antara kalian ada juga musuh-musuh Allah. (Wahai umat manusia!) Hanya
orang-orang yang durhaka sajalah yang membenci Ali, sementara orang-orang yang
takwa akan mendukungnya dan menjadikannya sebagai wali dan orang-orang yang
beriman yang tulus akan beriman kepadanya. Demi Allah! Berkenaan dengan Ali-lah
surat al‘Asr berikut turun “Bismillaahir Rahmaanir Rahiim, Demi Masa.
Sesungguhnya manusia dalam keaduan rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan
beramal saleh…” Wahai umat manusia! Biarlah Allah sebagai saksiku bahwa aku
telah sampaikan tugas risalah ini. Sungguh tugas Rasul hanya menyampaikan
firman Tuhan semata-mata. Wahai umat manusia! Bertakwalah kamu kepada Allah
dengan sebenar-benar takwa, dan jangan (sampai) kamu mati melainkan kamu benar-benar
sebagai orang muslim. Wahai umat manusia! Berimanlah kamu kepada Allah,
Rasul-Nya dan cahaya (Al Qur’an) yang diturunkan bersamanya, sebelum kami
mengubah mukamu lalu kami putarkan ke belakang (yakni mati).
Wahai umat manusia! Telah
mengalir dalam jiwaku ini cahaya dari sisi Allah. Kemudian (ia mengalir juga)
ke dalam (tanah) Ali, dan berikutnya ke dalam zuriat keturunannya sehinggalah
ke (lmam) al Qoim al Mahdi, yang akan mengembalikan hak Allah dan seluruh hak-hak
kami ke tempatnya sernula. Sebab Allah ‘azza wa jalla telah menjadikan kamu
sebagai hujjah dan bukti-Nya terhadap orang-orang yang ingkar, penentang,
pembangkang, pengkhianat, pendosa dan penzalim dari seluruh makhluk jagad raya
ini. Wahai umat manusia! Kuingatkan kalian bahwa aku ini adalah Rasul utusan
Allah. Sebelumku telah ada rasul-rasul yang lain. Apakah kalian akan berpaling
dariku (dan tidak bersabar) setelah aku mati atau terbunuh? Sungguh barangsiapa
berpaling, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikitpun; dan Allah akan
membalas orang-orang yang bersyukur. Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan
mereka yang menyandang sifat sabar dan syukur di atas adalah Ali dan
putra-putranya yang datang dari sulbinya. Wahai umat manusia! Janganlah kalian
rnengungkit-ungkit dan membusungkan dada di hadapan Allah akan ke-Islaman
kalian, sebab itu akan mendatangkan murka Allah dan azab-Nya. Sungguh Dia
benar-benar mengawasi kamu. Wahai umat manusia! Akan datang setelahku para
pemimpin yang menyeru kepada api neraka, dan mereka tidak akan memperoleh
pembelaan kelak pada hari kiamat. Wahai urnat manusia! Sungguh Allah (SWT) dan
aku tidak bertanggung jawab atas nasib mereka dan tidak akan sekali-kali
melindungi mereka.
Wahai umat manusia!
Sungguh mereka dan pembela-pembelanya serta para pengikutnya akan berada di
tingkat terendah dari api neraka, sebuah tempat yang paling hina bagi
orang-orang yang takabbur (akan kebenaran). Sungguh rnerekalah Ashabus
Shahifah. Dengan demikian, hendaklah kalian melihat buku amalnya masing-masing
meskipun yang benar-benar peduli terhadapnya hanya segelintir orang saja. Wahai
umat manusia! Sungguh, aku serahkan masalah imamah (umat ini) dan
pewarisan(nya) dalam zuriat keturunanku sampai hari kiamat. Sungguh telah
kusampaikan kepada kalian kewajiban yang diperintahkan kepadaku ini, menjadi
hujjah atau bukti Tuhan bagi setiap orang, baik yang hadir ataupun yang gaib
(tidak hadir), yang menyaksikan perhelatan ini ataupun yang tidak
menyaksikannya, yang sudah lahir atau yang belum lahir. Hendaklah mereka yang
hadir menyampaikan pesanku ini kepada yang tidak hadir, si ayah menyampaikannya
kepada anaknya, demikian seterusnya sampai hari kiamat, meskipun—tidak lama
berselang——sejumlah orang akan merampasnya dan menjadikannya sebagai dinasti
kerajaan. Ketahuilah bahwa laknat Allah pasti ditimpakan kepada perampas itu.
Di saat itu “Kami akari perhatikan sepenuhnya terhadap kamu wahai makhluk
manusia dan jin…, di mana (akan) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga
(kepada kalian) sedemikian sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri darinya
(Q.S. 55:31,35).
Wahai umat manusia!
Sungguh Allah ta‘ala wa jalla tidak akan membiarkan kamu berada dalam keadaan
seperti ini sampai dia akan membedakan (untuk kamu) mana yang buruk (munafik)
dan yang baik (mukmin) dan Allah sekali-kali tidak memperlihatkan kepada kamu
hal-hal yang ghaib. Wahai umat manusia! Tiada desa yang selamat dan murka Allah
dan penduduknya dibinasakan kecuali karena pendustaan mereka terhadap
kebenaran. Demikianlah Tuhan yang membinasakan penduduk sebuah tempat lantaran
perlakuan mereka yang zalim, seperti yang disebut-sebut oleh Allah (SWT).
Inilah Ali, imam kalian dan wali kalian. Dialah orang di mana seluruh janji
atau ancaman Allah turun karenanya; dan Allah pasti menepati seluruh janji-Nya.
Wahai umat manusia! Telah banyak orang-orang terdahulu sebelum kamu jatuh
sesat. Allah-lah yang membinasakan orang-orang terdahulu itu sebagaimana Dia
jugalah yang akan membinasakan orang-orang yang akan datang kemudian. Allah
berfirman: “Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang terdahulu,
lalu Kami sertakan (juga) mereka yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat
terhadap orang-orang yang berdosa, dan celakalah pada hari itu bagi orang-orang
pendusta.” (Q.S. 77:16-19).
Wahai umat manusia! Allah
telah menurunkan perintah-Nya dan larangan-Nya untukku; dan aku (kemudian)
menyampaikan perintah dan larangan itu kepada Ali. Dengan demikian dia
mengetahui perintah dan larangan (Allah) dari Tuhannya yang Maha Suci dan Maha
Perkasa. Oleh karena itu hendaklah kalian mendengar perintahnya niscaya kalian
akan selamat; patuhilah dia niscaya kalian akan memperoleh petunjuk; ikutilah
apa yang dilarangnya, niscaya kalian akan memperoleh bimbingan; bersikaplah
seperti yang diinginkannya, dan jangan kalian berpisah dari jalannya lantaran
banyaknya jalan lain. Wahai umat manusia! Aku adalah Shiratal Mustaqim (jalan
lurus) yang kalian diperintahkan untuk mengikutinya. Setelahku adalah Ali,
kemudian dilanjutkan oleh putra-putraku yang datang dari sulbinya. Mereka
adalah para imam yang membimbing kepada kebenaran dan dengan kebenaran itulah
mereka menjalankan keadilan.
(Kemudian Nabi membaca surat Al Fatihah sampai akhir,
dan melanjutkan khotbahnya berikut):
Ayat-ayat ini diturunkan
oleh Allah berkenaan denganku dan mereka (Ali dan putra-putranya). Ia meliputi
seluruh mereka dan khusus untuk mereka. Merekalah kekasih-kekasih Allah yang
tidak pernah merasa takut dan sedih. Sungguh mereka yang berada dalam partai
Allah-lah (Hizbullah) yang menang. Dan sungguh, musuh-musuh Ali-lah sebagai
kelompok pendurhaka, munafik, licik, pelampau batas, dan saudara-saudara setan
yang saling membisikkan perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia.
Sungguh, para kekasih dan pendukung Ali dan putra-putranya adalah mereka yang
disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya berikut: “Kamu tidak akan mendapati
sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling kasih sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya…” (Q.S. 58:22).
Sungguh, mereka juga adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah Swt: “Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka
itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Q.S. 6:82). Sungguh, mereka juaga adalah orang-orang
yang disifatkan oleh Allah berikut: Yang masuk ke dalam surga dengan penuh
keamanan, dan disambut oleh para malaikat dengan salam sambil berkata, kalian
adalah orang-orang suci, maka masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya.
Sungguh, para kekasih dan pendukung mereka adalah orang-orang yang difirmankan
oleh Allah ‘azza wa jalla berikut, mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab…Dan
sungguh, musuh-musuh mereka akan masuk ke dalam api neraka. Sungguh musuh-musuh
mereka adalah orang-orang yang mendengar suara neraka yang mengerikan; (suara)
api yang menggelegak dan yang dikelilingi oleh algojo-algojonya. Sungguh
musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang disifatkan oleh Allah sebagai umat
yang saling mengutuk saudaranya ketika masuk ke dalam api neraka. Sungguh
musuh-musuh mereka adalah orang-orang yang seperti difirmankan oleh Allah
berikut: “Setiap kali dilemparkan ke dalam api neraka satu kumpulan, maka
penjaga-penjaga neraka itu bertanya kepada mereka, apakah belum pernah datang
kepada kamu seorang pemberi peringatan. Mereka menjawab: “benar ada”, telah
datang kepada kami seorang yang memberikan peringatan, namun kami telah
mendustakannya dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan suatu apapun. Kamu
tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” (Q.S. 67:8,9).
Sungguh para kekasih
mereka adalah orang-orang yang takut akan Tuhannya secara ghaib; bagi mereka
ampunan dan ganjaran yang besar. Wahai umat manusia! Sungguh jauh perbedaan
antara neraka dan surga. Musuh kami adalah orang-orang yang dicela dan dikutuk
oleh Allah; dan kekasih kami adalah orang-orang yang dipuji dan dicintai oleh
Allah. Wahai umat manusia! Sungguh, aku adalah (Nabi) yang memberi peringatan,
sementara Ali adalah pembimbing. Wahai umat manusia! Sungguh aku adalah Nabi
dan Ali adalah washi (penerima wasiat)-ku. Sungguh, penutup para imam adalah
dari kami, (bergelar) al Qoim al Mahdi, yang akan menegakkan keadilan dan
memperoleh petunjuk Allah swt. Sungguh, dia adalah pembela agama. Sungguh,
dialah yang akan membalas kezaliman orang-orag yang zalim. Sungguh dialah yang
akan membebaskan benteng-benteng yang kuat dan akan menghancurkannya. Sungguh,
dialah penghancur kelompok-kelompok kemusyrikan. Sungguh dialah yang akan
membalas darah-darah kekasih Allah yang tumpah. Sungguh, dialah pembela agama
Allah. Sungguh dialah penegak air lautan (makrifat dan hakikat) yang dalam.
Sungguh, dialah yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang mempunyai keutamaan
dan kebodohan orang-orang yang bodoh. Sungguh dialah manusia pilihan Allah dan
kekasih-Nya. Sungguh, dialah pewaris semua ilmu dan menguasai segala ilmu.
Sungguh, dia adalah pembawa berita dari Tuhan ‘azza wa jalla, dan yang memberi
tahu tentang perkara iman. Sungguh, dia adalah manusia yang senantiasa memperoleh
petunjuk (Allah) dan selalu dijayakan-Nya.
Sungguh, dialah manusia
yang diserahkan oleh Allah urusan makhluk ciptaan-Nya. Sungguh dia adalah
manusia yang kedatangannya telah diberitakan oleh para imam sebelumnya.
Sungguh, dia adalah hujjah Allah terakhir yang masih hidup, di mana tiada
hujjah lain setelahnya; tiada kebenaran melainkan bersamanya dan tiada cahaya
melainkan ada di sisinya. Sungguh, dia adalah wali Allah yang ada di bumi-Nya,
penguasa yang haq dan benar di sekitar makhluk ciptaan-Nya, dan manusia
kepercayaanNya (pada martabat) zahir dan batinNya. Wahai umat manusia! Aku
telah jelaskan kepada kalian sejelas-jelasnya (tentang perkara ini), dan inilah
Ali yang akan menjelaskan kepada kalian setelahku. Usai khotbahku ini, aku
menyeru kalian untuk pertama-tama mengulurkan tangannya kepadaku, kemudian
kepada Ali sebagai tanda bai’at dan pernyataan setia. Ketahuilah bahwa aku
telah memberikan bai’atku kepada Allah, dan Ali telah memberikan bai’atnya
kepadaku. Kini berdasarkan perintah dari Allah ‘azza wa jalla, aku mengajak
kalian untuk membai’at. Barangsiapa mengingkari bai’atnya, berarti dia telah
membinasakan dirinya sendiri. Wahai umat manusia! Sungguh haji, shafa, marwah
dan umroh adalah bagian dari syi’ar Allah. “Barangsiapa menunaikan ibadah
haji atau umrah ke rumah Allah, maka hendaklah ia mengerjakan sai’ di antara
keduanya.” (Q.S. 2:158).
Wahai umat manusia!
Tunaikan ibadah haji ke rumah Allah. Tiada suatu keluarga yang datang ke rumah
Allah ini melainkan ia akan dicukupkan oleh-Nya; dan tiada suatu keluarga yang
berpaling meninggalkannya melainkan ia akan mengalami kefakiran. Wahai umat
manusia! Tiada seorang yang mukmin yang wukuf atau berdiri di tempat-tempat
mulia tersebut melainkan Allah akan ampunkan seluruh dosa-dosanya yang lalu
maupun yang baru. Demikianlah sehingga apabila ibadah hajinya selesai maka
(perhitungan) amalnya dimulai lagi dari awal. Wahai umat manusia! Para jamaah
haji memperoleh bantuan dari Allah, dan ongkos perjalanan mereka terhitung
sebagai simpanan (untuk hari akhirat kelak). Sungguh Allah tidak menyia-nyiakan
ganjaran-Nya bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Wahai umat manusia!
Tunaikanlah ibadah haji ke rumah Allah dengan pemahaman yang sempurna akan
ajaran-ajaran agama ini. Jangan kalian meninggalkan tempat-tempat mulia itu
melainkan setelah kalian benar-benar taubat dan menyesali dosa-dosa kalian.
Wahai umat manusia! Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, seperti
diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla atas kalian. Apabila dikarenakan
lamanya waktu berlalu kemudian kalian menjadi jahil atau lupa, maka
Ali-lah—sebagai pemimpin kalian yang telah ditunjuk oleh Allah setelahku, yang
akan menjelaskan (seluruh hukum-hukum itu) kepada kalian. Dia adalah orang yang
dijadikan oleh Allah sebagai penggantiku; menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian
dan menjelaskan kepada kalian segala apa yang kalian tidak ketahui.
Sungguh, perkara-perkara
yang halal dan yang haram adalah lebih banyak dan yang dapat kuhitung satu per
satu dan kuberitahukan (kepada kalian). Untuk itu secara singkat kukatakan
bahwa apa yang kuperintahkan pasti adalah perkara yang halal, dan yang kularang
pasti adalah sesuatu yang haram. Kemudian aku diperintahkan untuk niengambil
bai’at dan janji setia dari kalian agar menerima segala apa yang kubawa dari
Allah ‘Azza wa Jalla berkenaan dengan Ali selaku Amirul Mukminin dan para Imam
yang datang setelahnya. Mereka adalah putra-putraku dan putra-putra Ali; para
imam yang menegakkan kebenaran sampai hari kiamat, yang di antaranya adalah
al-Mahdi, yang akan memerintah (dunia ini) dengan kebenaran. Wahai umat
manusia! Setiap perkara halal yang kuajarkan kepada kalian, atau perkara haram
yang kucegah kalian darinya, adalah sesuatu yang tidak mungkin kuubah atau
kucabut. Karena itu hendaknya kalian mengingatnya, memeliharanya dan saling
mengajarkannya. Jangan sekali-kali kalian mengubahnya atau menggantinya. Kini
kuulangi lagi perkataanku: hendaklah kalian mendirikan shalat, menunaikan
zakat, menyuruh yang ma’ruf (dan mencegah yang mungkar). Ketahuilah balwa pangkal
amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah penerimaan kalian akan kata-kataku sebagai
sesuatu yang final, di mana kalian yang hadir menyampaikannya kepada yang tidak
hadir serta memerintahkan mereka untuk menerimanya dan mencegah mereka dari
menentangnya. Sebab ini adalah perintah dan Allah Yang Maha Mulia dan Maha
Agung, dan dariku. (Ketahuilah) bahwa upaya melakukan yang ma’ruf dan rnencegah
yang mungkar tidak akan berarti melainkan sepengetahuan atau bersama Imam yang
maksum (terpelihara dari dosa).
Wahai umat manusia kitab
suci Alqur’an telah menyatakan bahwa para imam setelah Ali adalah
putra-putranya. Aku juga telah mengatakan kepada kalian bahwa Ali adalah bagian
dariku dan aku adalah bagian darinya, seperti yang difirmankan oleh Allah dalam
kitab Nya: “(Bahwa Ibrahim) telah
menjadikan kalimat tauhid sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya..“,
(Q.S. 43:28). Aku juga berkata: “Selagi kalian berpegang teguh pada keduanya:
(Alqur ‘an dan itrah keluanga Nabi), niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya.
Wahai umat manusia! Bertakwalah, sekali lagi bertakwalah kalian kepada Allah,
ingatlah akan dahsyatnya hari kiamat, seperti yang ditafsirkan oleh Allah dalam
firman-Nya: “Sungguh gempa hari kiamat adalah sesuatu yang maha dahsyat
“ingatlah saat-saat mati, hisab, timbangan dan pengadilan Allah terhadap
kalian; (demikian juga) pahala dan dosa. Barangsiapa melakukan amal kebajikan,
maka ia akan mendapatkan pahalanya, sementara mereka yang melakukan perbuatan
buruk maka sedikitpun dia tidak akan memperoleh surge”.
Wahai umat manusia! Jumlah
kalian sedemikian banyaknya sehingga tidak mungkin kalian bisa mengulurkan
tangan bai’atnya kepadaku satu persatu. Namun demikian, Allah ‘Azza wa jalla
telah memerintahkan aku untuk mengambil ikrar dan lisan kalian tentang
pengangkatan Ali sebagai Amirul Mukminin, dan para imam dari keturunanku dan
keturunannya yang datang setelahnya, seperti yang pernah kuberitahukan kepada
kalian bahwa Zuriat keturunanku adalah berasal dan sulbinya (Ali). Katakan
secara serentak: “Karni telah mendengar, akan patuh, rela dan ikut secara penuh
atas apa yang telah engkau sampaikan dari Tuhan kami dan Tuhanmu berkaitan
dengan kepemimpinan Ali dan kepemimpinan putra-putranya yang datang dari
sulbinya. Untuk itu kami membai’atmu dengan hati, jiwa, lisan dan tangan kami.
Berdasarkan itu pula kami hidup, mati dan dibangkitkan tanpa kami mengubah,
mengganti, ragu mencabut janji atau membatalkan ikrar dan pernyataan kami. Kami
mematuhi Allah dan mematuhi engkau (nabi, serta mematuhi Ali sebagai Amirul
Mukminin). Demikian juga putra-putranya, para imam yang kau katakan berasal dan
zuriat keturunanmu, yang datang dari sulbi Ali, Hasan dan Husain.” Tentang
Hasan dan Husain ini, telah kukenalkan kepada kalian kedudukan mereka di
sisiku, tempat mereka di hadapanku dan martabat mereka di haribaan Tuhanku yang
Maha Mulia dan Maha Agung. Semua itu telah kusampaikan kepada kalian. Sungguh,
mereka berdua adalah penghulu pemuda-pemuda surga, imam-imam pasca ayahnya,
Ali; dan aku adalah ayah mereka sebelum Ali menjadi ayahnya.
Katakan secara serentak:
”Kami mematuhi perintah Allah, mematuhimu, Ali, Hasan dan Husain serta para
irnarn setelahnya. Mereka adalah orang-orang yang kau ikat hati, jiwa dan lisan
kami untuk berjanji setia, berikrar dan berbai’at lewat tangan Amirul Mukminin
(Ali). Sebagian dari kami membai’atnya dengan tangannya dan sebagian yang lain
dengan pernyataan lisannya. Sungguh kami tidak ingin berpaling darinya
selama-lamanya. Kami jadikan Allah sebagai saksi dan cukuplah Allah sebagai
saksi. Demikian juga engkau (Nabi), semua orang yang patuh pada Allah, yang
hadir dan yang tidak hadir, para malaikat Allah, tentara-tentara-Nya dan
hamba-hamba-Nya, semua adalah saksi-saksi kami. Namun Allah adalah lebih besar
dari semua saksi.” Wahai umat manusia! Apa yang kalian katakan? Sungguh Allah
Maha Mendengar setiap suara dan Maha Tahu akan setiap jiwa yang tersembunyi.
Barangsiapa memperoleh petunjuk, maka itu adalah keberuntungan bagi dirinya,
dan barangsiapa yang tersesat, maka itu adalah kemalangan bagi dirinya. Mereka
yang berbai‘at, sebenarnya telah memberikan bai’atnya kepada Allah; dan tangan
Allah berada di atas tangan mereka semua (48:10).
Wahai umat manusia!
Bertakwalah kalian kepada Allah. Berbai’atlah kalian kepada Ali Amirul Mukminin,
kepada Hasan dan Husain serta para Imam (keturunannya). Mereka adalah kalimat
Thayyibah yang masih tersisa di atas muka bumi ini. Kelak Allah akan
membinasakan orang-orang yang mengkhianati mereka, dan merahmati orang-orang
yang setia kepada mereka. “Barangsiapa
melanggar janji dan bai‘atnya, niscaya itu akan menimpa dirinya sendiri.”
(48:10). Wahai umat manusia! Ucapkanlah apa yang telah kukatakan kepada kalian.
Salamilah Ali selaku Arnirul Mukminin. Katakanlah: “(Tuhan kami)! Kami telah
dengar dan akan patuh (pada perintah-Mu). Ampunilah kami wahai Tuhan karni.
Sungguh kepada-Mulah segala sesuatu akan kernbali. Katakanlah: ”Segala puji bagi Allah yang telah
membimbing kalian ke jalan ini. Sungguh, karni tidak akan memperoleh bimbingan
tanpa bimbingan dari Allah.” (7:43). Wahai umat manusia! Sungguh keutamaan
Ali bin Abi Thalib (a.s) di sisi Allah dan yang ada dalarn Al Qur’an adalah
lebih banyak dari pada yang bisa kusebutkan secara rinci di tempat ini.
Siapapun yang meriwayatkannya dan memberitahukannya kepada kalian, maka
percayailah dan terimalah ia. Wahai umat manusia! Barangsiapa patuh pada Allah,
Rasul-Nya, Ali dan para Imam yang telah kusebutkan itu niscaya dia akan lulus
dengan hasil yang amat sangat gemilang.
Wahai umat manusia! Mereka
yang segera berangkat memberikan bai’at kepadanya dan menjadikannya sebagai
walinya serta menerirnanya sebagai Amirul Mukminin, mereka adalah orang-orang
yang selamat, dan kelak akan berada di dalam surga yang penuh nikmat. Wahai
umat manusia! Ucapkanlah kata-kata yang menyebabkan Allah rela terhadap kalian.
Seandainya kalian dan semua penghuni bumi ini kufur kepadaNya, niscaya itu
tidak akan merugikan-Nya sedikitpun. (3:144) Yaa Allah! Berikanlah ampunan-Mu
kepada orang-orang mukmin, dan murka-Mu kepada orang–orang kafir. Dan segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kemudian khalayak menyahut seruan Nabi dan
berkata: ”Kami telah dengar dan akan patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya
dengan sepenuh hati, lidah dan kekuatan kami.”
Mereka kemudian berhimpit-himpitan mengelilingi Nabi
dan Ali untuk bersalaman dan mengulurkan tangan bai‘atnya kepada Rasulullah
(SAW). Abu Bakar, kemudian Umar, lalu Usman. Berikutnya adalah orang-orang
Muhajirin, Anshar dan seterusnya sesuai dengan tingkatan martabat mereka
sehinggalah tiba waktu Maghrib. Setelah shalat Maghrib dan Isya’ yang dijamak
dalam satu waktu, mereka kemudian meneruskan ikrar bai’atnya. Setiap kali orang
datang berbai’at, Nabi kemudian berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah mengutamakan
kami di atas seluruh penghuni alam semesta.”
——————————————————————————–
Di sini kami petik nama-nama perawi hadits al-Ghadir di kalangan para sahabat tentang perlantikan ‘Ali AS sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah SAWW. Sebagaimana sabdanya: “Siapa yang telah menjadikan aku maulanya, maka ‘Ali adalah maulanya.” Dan semua nama-nama perawi tersebut telah diriwayatkan oleh para ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka seperti berikut:
Di sini kami petik nama-nama perawi hadits al-Ghadir di kalangan para sahabat tentang perlantikan ‘Ali AS sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah SAWW. Sebagaimana sabdanya: “Siapa yang telah menjadikan aku maulanya, maka ‘Ali adalah maulanya.” Dan semua nama-nama perawi tersebut telah diriwayatkan oleh para ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka seperti berikut:
1. Abu Hurairah al-Dausi (w.57/58H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VII, hlm. 290. Al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 130. Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tahdhib, VII, hlm. 327.
2. Abu Laila al-Ansari (w. 37H). Diriwayatkan oleh al-Hawarizmi, di dalam Manaqibnya, hlm. 35. Al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 14.
3. Abu Zainab bin ‘Auf al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Ibn Hajr di dalam al-Isabah, III, hlm. 408.
4. Abu Fadhalah al-Ansari, sahabat Nabi SAWAW di dalam peperangan Badr. Di antara orang yang memberi penyaksian kepada ‘Ali AS dengan hadith al-Ghadir di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
5. Abu Qudamah al-Ansari. Di antara orang yang menyahut seruan ‘Ali AS di hari Rahbah. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V, hlm. 276.
6. Abu ‘Umrah bin ‘Umru bin Muhsin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307. Di antara yang menjadi saksi kepada ‘Ali AS di hari Rahbah dengan hadith al-Ghadir.
7. Abu l-Haitham bin al-Taihan meninggal dunia di dalam peperangan al-Siffin tahun 37H. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di dalam Tarikh Ali Muhammad, hlm. 62.
8. Abu Rafi’ al-Qibti, hamba Rasulullah SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Maqtal dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhbnya.
9. Abu Dhuwaib Khuwalid atau Khalid bin Khalid bin Muhrith al-Hazali wafat di dalam pemerintahan Khalifah ‘Uthman. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah, al-Khawarizmi di dalam Maqtal.
10. Abu Bakr bin Abi Qahafah al-Taimi (w.13H). Diriwayatkan oleh Ibn Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah, Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb, al-Mansur al-Razi di dalam kitabnya Hadith al-Ghadir, Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 di antara perawi-perawi hadith al-Ghadir.
11. Usamah bin Zaid bin al-Harithah al-Kalbi (w.54H). Diriwayatkan di dalam Hadith al-Wilayah dan Nakhb al-Manaqib.
12. Ubayy bin Ka’ab al-Ansari al-Khazraji (w. 30/32H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi dengan sanad-sanadnya di dalam Nakhb al-Manaqib.
13. As’ad bin Zararah al-Ansari. Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari di dalam Asna al-Matalib, hlm. 4.
14. Asma’ binti Umais al-Khath’amiyyah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
15. Umm Salmah isteri Nabi SAWAW. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi al-Mawaddah, hlm. 40.
16. Umm Hani’ binti Abi Talib. Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 40 dan Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dengan sanad-sanadnya.
17. Abu Hamzah Anas bin Malik al-Ansari al-Khazraji hamba Rasulullah SAWAW (w. 93H). Diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikhnya, VII, hlm. 377; Ibn Qutaibah di dalam al-Ma’arif, hlm. 291; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
18. Al-Barra’ bin ‘Azib al-Ansari al-Ausi (w. 72H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, IV, hlm. 281; Ibn Majah di dalam Sunan, I, hlm. 28-29.
19. Baridah bin al-Hasib Abu Sahl al-Aslami (w. 63H). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 110; al-Suyuti di dalam Tarikh al-Khulafa’, hlm. 114.
20. Abu Sa’id Thabit bin Wadi’ah al-Ansari al-Khazraji al-Madani. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307.
21. Jabir bin Samurah bin Janadah Abu Sulaiman al-Sawa’i (w. 70H). Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-Ummal, VI, hlm. 398.
22. Jabir bin Abdullah al-Ansari (w. 73/74H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abd al-Birr di dalam al-Isti’ab, II, hlm. 473; Ibn Hajr di dalam Tahdhib al-Tadhib, V, hlm. 337.
23. Jabalah bin ‘Umru al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
24. Jubair bin Mut’am bin ‘Adi al-Qurasyi al-Naufali (w. 57/58/59 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi l-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 31, 336.
25. Jarir bin ‘Abdullah bin Jabir al-Bajali (w. 51/54 H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 106.
26. Abu Dhar Janadah al-Ghaffari (w.31 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah; Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4.
27. Abu Junaidah Janda’ bin ‘Umru bin Mazin al-Ansari. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 308.
28. Hubbah bin Juwain Abu Qadamah al-’Arani (w. 76-79H). Diriwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX, hlm. 103; al-Khatib al-Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad, VIII, hlm. 276.
29. Hubsyi bin Janadah al-Jaluli. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hlm. 307, V, hlm. 203; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa Nihayah, VI, hlm. 211.
30. Habib bin Badil bin Waraqa’ al-Khaza’i. Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hlm. 368; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, I, hlm. 304.
31. Huzaifah bin Usyad Abu Sarihah al-Ghaffari. (w.40/42 H). Diriwayatkan oleh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38.
32. Huzaifah al-Yamani (w.36 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 40.
33. Hasan bin Tsabit. Salah seorang penyair al-Ghadir pada abad pertama Hijrah.
34. Imam Mujtaba Hasan bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
35. Imam Husain bin ‘Ali AS. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyah al-Auliya’, IX, hlm.9.
36. Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Ansari (w.50/51H). Diriwayatkan oleh Muhibuddin al-Tabari di dalam al-Riyadh al-Nadhirah, I, hlm. 169; Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabbah, V, hlm. 6 dan lain-lain.
37. Abu Sulaiman Khalid bin al-Walid al-Mughirah al-Makhzumi (w. 21/22H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam al-Nakhb.
38. Khuzaimah bin Thabit al-Ansari Dhu al-Syahadataini (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,III, him. 307 dan lain-lain.
39. Abu Syuraih Khuwailid Ibn Umru al-Khaza’i (w. 68 H). Di antara orang yang menyaksikan Amiru l-Mukminin dengan hadith alGhadir.
40. Rifalah bin Abd aI-Mundhir al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
41. Zubair bin al-Awwam al-Qurasyi (w. 36 H). Diriwayatkan oieh Syamsuddln al-Jazari ai-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib. him.3.
42. Zaid bin Arqam al-Ansari al-Khazraji (w. 66/68 H). Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya. IV. hIm. 368 dan lain-lain.
43. Abu Sa’ld Zaid bin Thabit (w. 45/48 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib him. 4 dan lain-lain.
44. Zaid Yazid bin Syarahil al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah,, II. hIm. 233; Ibn Hajr di dalam al-Isabah. I. him. 567 dan lain-lain.
45. Zaid bin Abdullah al-Ansari. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya di dalam Hadith al-Wilayah.
46. Abu Ishak Sa’d bin Abi Waqqas (w. 54/56/58 h). Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, III, hlm. 116 dan lain-lain.
47. Sa’d bin Janadah al-’Aufi bapa kepada ‘Atiyyah al-’Aufi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
48. Sad bin Ubadah al-Ansari al-Khazraji (w. 14/15 H). Diriwayatkan oleh Abu Bakr al-Ja’abi di dalam Nakhb.
49. Abu Sa’id Sad bin Malik al-Ansari al-Khudri (w. 63/64/65 H). Diriwayatkan oleh al-Khawarizmi di dalam Manaqibnya, hlm. 8; Ibn Kathir di dalam Tafsirnya, II, hlm. 14 dan lain-lain.
50. Sa’id bin Zald al-Qurasyi ‘Adwi (w. 50/5 1 H). Diriwayatkan oleh Ibn al-Maghazili di dalam Manaqibnya.
51. Sa’id bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari. Dlriwayatkan oleh Ibn‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
52. Abu ‘Abdullah Salman al-Farisi (w. 36/37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddln al-Jazari al-Syafl’i di dalam Asna l-Matallb, hlm. 4 dan lain-lain.
53. Abu Muslim Salmah bin ‘Umru bin al-Akwa’ al-Aslami (w.74 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dengan sanad-sanadnya dl dalam Hadith aI-Wilayah.
54. Abu Sulaiman Samurah bin Jundab al-Fazari (w. 58/59/60 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
55. Sahal bin Hanifal-Ansari al-Awsi (w. 38 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna l-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
56. Abu ‘Abbas Sahal bin Sa’d al-Ansari al-Khazraji al-Sa’idi (w.
91 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi 1-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 38 dan lain-lain.
57. Abu Imamah al-Sadiq Ibn ‘Ajalan al-Bahili (w. 86 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalain Hadith al-Wilayah.
58. Dhamirah al-Asadi. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di daiam Hadith al-Wilayah.
59. Talhah bin ‘Ubaidillah al-Tamimi wafat pada tahun 35 Hijrah di dalam Perang Jamal. Dirlwayatkan oleh al-Mas’udi di dalam Muruj al-Dhahab, II, hlm. 11; al-Hakim didalam al-Mustadrak,III, hlm. 171 dan lain-lain.
60. Amlr bin ‘Umair al-Namiri Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah II, hlm. 255.
61. AmIr bin Laila bin Dhumrah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, III, hln. 92, dan lain-lain.
62. ‘Amir bin Laila a1-Gbaffari Diriwayatkan oleh Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, hIm. 257 dan lain-lain.
63. Abu Tupail ‘Amir bin Wathilah. Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I. hlm. 118; al-Turmudhi di dalam Sahihnya, II, hlm. 298 dan lain-lain.
64. ‘Alsyah binti Abu Bakr bin Abi Qahafah, Isteri Nabi Sawaw Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
65. ‘Abbas bin ‘Abdu l-Muttallib bin Hasyim bapa saudara Nabi Sawaw. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
66. ‘Abdu r-Ráhman bin ‘Abd Rabb al-Ansari. Dirlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ai-Ghabah, III, hIm. 307; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II, him. 408 dan lain-lain.
67. Abu Muhammad bin ‘Abdu r-Rahman bin Auf al-Qurasyi al-Zuhri (w. 31 H), Diriwayatkan oieh Syamsuddin al-Jazari a!Syafi’i di dalam Asna al-Matalib, hlm. 3 dan lain-lain.
68. ‘Abdu r-Rahman bin Ya’mur al-Daili Diriwayatkan oleb Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
69. ‘Abdullah bin Abi ‘Abd al-Asad al-Makhzumi. Di riwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
70. ‘Abdullah bin Badil bin Warqa’ Sayyid Khuza’ah. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
71. ‘Abdullah bin Basyir al-Mazini. Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
72, ‘Abduilah bin Thabit al-Ansari. Dlriwayatkan oleh al-Qadhi didalam Tarikh Ali Muhammad, him. 67.
73. ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Talib al-Hasyimi (w, 80 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah
74. ‘Abdullah bin Hantab al-Qurasyi al-Makhzumi. Dlrlwayatkanoleh al-Suyuti di dalam Ihya’ al-Mayyit.
75. ‘Abdullah bin Rabi’ah. Dlrlwayatkan oleh al-Khawarizmi didalam Maqtalnya.
76. ‘Abdullah bin ‘Abbas (w. 68 H). Diriwayatkan oleh al-Nasa’i di dalam al-Khasa’is, hlm. 7 dan lain-lain.
77. ‘Abdullah bin Ubayy Aufa ‘Alqamah al-Aslami (w. 86/87 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah hal.78. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab al-’Adawi (w. 72/73 H), Dlrlwayatkan oleh al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’ld, IX, hIm. 106 dan lain-lain,
79. Abu ‘Abdu r-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazali (w. 32 /
33 H). Dlriwayatkan oleh al-Suyuti di dalam al-Durr al-Manthur, II, hlm. 298 dan lain-lain.
80. ‘Abdullah bin Yamil. Dlriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd ol-Ghabah,III, him. 274; Ibn Hajr di dalam al-Isabah, II,hlm. 382 dan lain-lain.
81. ‘Uthman bin ‘Affan (w. 35 H). Dirilwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
82. ‘Ubaid bin ‘Azib al-Ansari, saudara al-Bara’ bin ‘Azib. Di antara orang yang membuat penyaksian kepada ‘Ali A.S. di Rahbah. Dirlwayatkan oleh Ibn al-AthIr di dalam Usd al-Ghabah, III, him.
307.
83. Abu Tarif Adi bin Hatim (w. 68 H). Diriwayatkan oieh al-Qunduzi al-Hanafi di dalam Yanabi’ al-Mawaddah, him. 38
dan lain-lain.
84. ‘Atiyyah bin Basr al-Mazini. Diriwayatkan oleh lbn ‘Uqdah di dalam Had ith al-Wilayah.
85. ‘Uqbah bin Amir al-Jauhani. Diriwayatkan al-Qadh di dalam
Tarikh Ali Muhammad, him. 68.
86. Amiru l-Mukminin ‘Ali bin Abi Talib A.S. Diriwayatkan oieh Ahmad bin Hanbal di dalam Musnadnya, I, hlm. 152: al-Haithami di dalam Majma’ al-Zawa’id, IX. him. 107; al-Suyuti di dalam Tarlkh al-Khulafa’ , him. 114; Ibn Hajr di dalam Tahdhlb al-Tahdhlb, VII, him. 337; Ibn Kathir dl dalain al-Bidayah wa al-Nihayah. V. him. 211 dan lain-lain.
87. Abu Yaqzan ‘Ammar bin Yasir (w. 37 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin al-Jazari al-Syafi’i di dalain Asna al-Matalib, hlm. 4 dan lain-lain.
88. ‘Ammarah al-Khazraji al-Ansari. Dlrlwayatkan oieh al-Halthami dl dalam MaJma’ al-Zawa’ld, IX, him. 107 dan lain-lain.
89. ‘Umar bin Abi Salmah bin ‘Abd al-Asad al-Makhzumi (w. 83 H).
Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
90. ‘Umar bin al-Khattab (w. 23 H). Diriwayatkan oleh Muhibbuddin al-Tabari dl dalam al-Rlyadh aI-Nadhirah, H, him. 161; Ibn Kathir di dalam al-Bidayah wa al-Nihayah. VII. Mm. 349 dan lain-lain.
91. Abu Najid ‘Umran bin Hasin al-Khuza’i (w. 52 H). Diriwayatkan oleh Syamsuddin ai-Jazari al-Syafi’i di dalam Asna al-Matalib. him. 4 dan lain-lain.
92. Umru bin al-Humq al-Khuza’i al-Kufi (w. 50 H). Diriwayatkan oieh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
93. ‘Umru bin Syarhabil. Dlrlwayatkan oleh aI-Khawarizmi di dalain Maqtalnya.
94. ‘Umru bin al-Asi Diriwayatkan oleh Ibn Qutaibah di dalam al-Imamah wa al-Slyasah, him. 93 dan lain-lain.
95. ‘Umru bin Murrah al-Juhani Abu Talhah atau Abu Maryam. Diriwayatkan oleh al-Muttaqi al-Hindi di dalam Kanz al-’Ummal, VI, him. 154 dan lain-lain.
96. Al.Siddiqah Fatimah binti Nabi Sawaw. Dlriwayatkan oieh Ibn
‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
97. Fatimah binti Hamzah bin ‘Abdu l-Muttalib. Dlriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
98. Qais bin Thabit bin Syamas al-Ansari Diriwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, I, hIm. 368; lbn Hajr di dalam al-Isabah, I. him. 305 dan lain-lain.
99. Qais bin Sa’d bin ‘Ubadah al-Ansari al-Khazraji. Dlrlwayatkan oleh Ibn Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
100. Abu Muhammad Ka’ab bin ‘Ajrah al-Ansari al-Madani (w.5 1 H). Dlrlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
101. Abu Sulaiman Malik bin al-Huwairath al-Laithi (w. 84 H) Dirtwayatkan oleh al-Suyutl di dalam Tarikh al -Khulafa’ , hlm. 114 dan lain-lain.
102. A1-Miqdad bin ‘Umry al-Kindi al-Zuhrl (w. 33 H). Dirlwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah dan lain-lain.
103. Najiah bin ‘Umru al-Khuzai. Dlrlwayatkan oleh Ibn al-Athir di dalam Usd al-Ghabah, V. him. 6; Ibn Hajr di dalain al-Isabah,III, hlm. 542 dan lain-lain.
104. Abu Barzah Fadhiah bin ‘Utbah al-Aslami (w. 65 H). Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
105. Na’mar bin ‘Ajalan al-Ansari. Diriwayatkan oleh al-Qadhi di
daiam Tarikh Ali Muhammad, him. 68 dan lain-lain.
106. Hasyim al-Mirqal Ibn ‘Utbah bin Abi Waqqas al-Zuhrl (w. 37 H). Dlrlwayatkan oieh Ibn al-Athir dl dalam Usd al-Ghabah, I, him. 366; Ibn Hajr di dalam aI-Isabah, 1, hlm. 305.
107. Abu Wasmah Wahsyiy bin Harb al-Habsyl al-Hamsi. Diriwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah dl dalam Hadith al-Wilayah.
108. Wahab bin Hamzah. Diriwayatkan oieh al-Khawarizmi pada Fasal Keempat di dalam Maqtalnya.
109. Abu Juhallah Wahab bin Abdullah al-Suwa’i(w. 74 H). Dinwayatkan oleh Ibn ‘Uqdah di dalam Hadith al-Wilayah.
110. Abu Murazim Ya’li bin Murrah bin Wahab al-Thaqali. Diniwayatkan oleh Ibn al-Athir dl dalam Usd aI-Ghabah. II. him. 233; Ibn Hair di dalam aI-Isabah, Ill, him. 542.
Demikian dikemukakan kepada kalian 110 perawi-perawl hadits al-Ghadir dikalangan para sahabat mengenal perlantikan ‘Ali A.S. sebagai khalifah secara langsung selepas Rasulullah Saww, oleh ularna-ulama Ahlus-Sunnah di dalam buku-buku mereka. Oleh karena Itu hadits ini sudah mencapai ke peringkat mutawatir. Kemudian diikuti pula oleh 84 perawl-perawi dari golongan para Tabi’in yang merlwayatkan hadits al-Ghadir serta 360 perawl-perawi di kalangan para ulama Sunnah yang meriwayatkan hadits tersebut di dalam buku-buku mereka. Malah terdapat 26 pengarang dari kalangan para ulama Ahlus-Sunnah yang mengarang buku-buku tentang hadis al-Ghadir. Untuk keterangan lebih lanjut silakan rujuk al-Amini, al-Ghadlr, I. hlm. 14 – 158.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar