Hari itu Makmun keluar
dari istananya untuk berburu. Di jalan ia berpapasan dengan beberapa anak kecil
yang sedang bermain, di antaranya ada Imam Muhammad al Jawad as. Ketika melihat
rombongan khalifah, mereka lari ketakutan. Hanya Imam Jawad as yang bergeming
(tidak lari). Khalifah Makmun menghampiri Imam dan bertanya, “mengapa kamu
tidak ikut lari seperti yang lain? Imam menjawab, “aku tidak berbuat salah jadi
mengapa aku harus lari? Apalagi jalannya cukup luas sehingga aku tidak perlu ke
pinggir. Toh, tidak mengganggu perjalananmu, engkau dapat leluasa.” Makmun
bertanya, “Wahai bocah! Siapa engkau?” “Aku Muhammad bin Ali bin Musa bin
Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib!” jawab Imam.
“Ilmu pengetahuan apa yang
telah kau warisi?” tanya Makmun. Imam menjawab, “engkau dapat menanyakan berita
langit dan bumi kepadaku!” Makmun pergi meninggalkan Imam Jawad as dan
melanjutkan perjalanannya. Seekor elang putih berada di atas tangan khalifah
digunakan untuk berburu. Lalu Makmun melepaskan elang itu untuk mencari buruan.
Untuk sekian saat, elang itu hilang dari pandangan dan tak lama kemudian, elang
tersebut kembali dengan membawa ular hidup. Makmun menyimpan ular itu di suatu
tempat. Lalu dia berkata pada para pengawalnya, “kini kebinasaan anak itu akan
jatuh di tanganku!”
Kemudian makmun kembali
melalui jalan yang tadi dilewatinya. Di tempat itu ia melihat Imam Jawad as
sedang berada di antara anak-anak. Imam dipanggil dan ditanya, “engkau katanya
tahu berita langit dan bumi?” Imam berkata: “Aku mendengar dari ayahku dan
kakek-kakekku mendengar dari Rasul, dan Rasul dari Jibril, dan dari Tuhan,
bersabda, antara langit dan bumi terdapat laut berombak besar yang di dalam
laut itu terdapat ular. Perutnya berwarna hijau dan kulitnya memiliki
titik-titik hitam. Para raja memburu ular itu dengan elang putih mereka untuk
menguji para ulama dengan itu.” Mendengar jawaban itu, Makmun berkata, “engkau
dan ayah-ayah serta kakekmu dan Tuhanmu semua benar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar