"Wahabi-Takfiri, ISIS &
Al-Qaeda Sebagai Mesin-Mesin Perang Barat, Israel & Rezim Al-Saud dkk".
Tak hanya temuan bahwa
Amerika (tentu saja disokong para korporat juga) menggelontorkan dana sebesar
70 Juta US Dollar untuk para pemberontak Suriah yang dimaksudkan untuk
menggulingkan Bashar Al-Assad, jauh-jauh hari menurut sebuah dokumen yang
dirilis oleh Whistleblower NSA Edward Snowden, Abu Bakar Al-Baghdadi yang
merupakan agen MOSSAD bernama asli Shimon Elliot itu, menyatakan bahwa pemimpin
ISIS, adalah seorang aset intelijen yang diharapkan lebih “canggih” ketimbang Al-Qaeda.
Dokumen NSA itu
mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, Israel dan Inggris bertanggungjawab atas
penciptaan ISIS.
Selain itu, pada awal
bulan Agustus 2014 lalu, misalnya, Nabil Na’eem, yang adalah pendiri Partai
Demokrasi Jihad Islam dan mantan komandan teras pimpinan Al-Qaeda, menyatakan
kepada TV pan-Arab, station Al-Maydeen yang berbasis di Beirut, bahwa semua
afiliasi Al-Qaeda termasuk ISIS, memang bekerja untuk CIA, yang di kawasan
disokong juga oleh Rezim Saud Saudi Arabia, Qatar, Turki dkk.
Kita tahu bersama, ISIS
saat ini adalah sebuah kelompok teroris yang terlatih dengan baik dan
dipersenjatai dengan lengkap, yang belakangan sudah mulai terdesak berkat operasi
yang dilancarkan Rusia, juga berkat perjuangan tentara Suriah dan Irak yang
dibantu milisi sipil Muslim Syi’ah dan Sunni (yang disokong Syi’ah Iran dan Syi’ah
Hizbullah).
Dokumen NSA itu juga
menyatakan bahwa kelompok (ISIS) dibentuk oleh intelijen Amerika Serikat,
Inggris dan Israel sebagai bagian dari strategi untuk menggelar “the hornet’s
nest” dalam rangka menarik kelompok Wahabi-Takfiri dari seluruh dunia untuk
berjihad di Syria dan menumbangkan Rezim Assad yang kurang pro-Israel dan lebih
dekat ke Iran dan Rusia.
Abu Bakar Al-Baghdadi
sendiri “mendapatkan latihan militer secara intensif selama setahun penuh
dengan MOSSAD (Israel), disamping pengajaran teologi dan seni berpidato,”
demikian dokumen itu menjelaskan, sebagaimana juga dilansir Gulf Daily News,
yang sumbernya dari seseorang di Bahrain.
Pada bulan Juni 2014,
contohnya, seorang pejabat Jordania mengatakan kepada Aaron Klein dari
WorldNetDaily bahwa para anggota ISIS dilatih pada tahun 2012 oleh instruktur
Amerika Serikat di sebuah pangkalan rahasia di Jordania. Dilaporkan bahwa pada
tahun 2012 saja, Amerika Serikat, Turki dan Jordania mengoperasikan sebuah
pangkalan pelatihan untuk para peemberontak Suriah di kota Safawi, Jordania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar