Puisi-puisi Siti
Nuraisyah*
*Lahir di
Pandeglang, Banten 1 April 1997. Saat
ini aktif di Kubah Budaya.
DIK
Dik,
ia datang lagi
Kali
ini dengan semangkuk bubur putih tanpa kau
Kucari
pada tatap matanya tentangmu
tetapi
kosong, tak ada kabarmu di sana
Kusuruh
ia berbalik lalu menutup pintu
tetapi
ia malah menangis
Diceritakannya
tentang pemakaman, bunga-bunga, dan air mata
Haruskah
aku membencimu, Dik?
Dik,
ia datang lagi
Memintaku
menjahit luka pada dadanya yang menganga
Ia
berjanji akan melakukan hal yang sama
Kami
berdua dalam pekat malam
menyusuri
kota dan meniduri bangku-bangku taman
Menghabiskan
segelas kopi
pada
sebuah kedai murahan
Pandeglang, Desember 2015
Telah
kutemukan bumi yang baru
dalam
bola matamu.
Daratan yang tak akan selesai untuk kujelajahi
dan
samudra tanpa dasar
yang
selalu menarikku
untuk
semakin dalam tenggelam.
Kembali
kulihat dua bumiku menangis
melahirkan
anak sungai berair laut yang baru lagi
Memaksaku
ikut larut; hanyut semakin jauh
dalam
alirannya yang deras.
Hanyutku
tak berarti
diammu
masih saja tak kumengerti.
Serang, Juni 2015
DICERITAKAN SENJA
Ada yang selalu diceritakan senja
Tentang kesabaran menghadapi pertemuan dan perpisahan
Tentang siang yang terus menanti malam
Tentang malam yang harus rela ditinggalkan siang
Tentang perjanjian di hari esok, untuk kembali bertemu lebih lama
Sesaat, kita dipertemukan di persimpangan
Tak ada yang dapat menghentikan waktu
Begitupun dengan pertemuan yang harus berlalu
Hingga akhirnya, aku hanya bisa terdiam ditemani sendu
Dan sedikit demi sedikit merangkai kata tentang rindu.
2014
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar