Oleh Amal
Saad-Ghorayeb (Peneliti tamu di Carnegie Middle East Center)
Salah satu pelajaran utama perang Hizbullah versus Israel di Juli-Agustus
2006 adalah bahwa konsep perang asimetris yang dikembangkan AS di era 90-an
tidak relevan lagi. Performance Hizbullah yang ditunjukkan Hizbullah selama
perang membuktikan bahwa perang asimetris tidak dapat semata didefinisikan
sebagai non state actor yang mengadopsi metode non tradisional (pola operasi
yang berbeda) untuk melawan state actor. 33 hari berkecamuknya
perang menunjukkan bahwa Hizbullah tidak hanya terampil
dalam melakukan perang gerilya, namun juga cakap mengkombinasikannya dengan
metode perang konvensional. Hizbullah dipandang telah meletakkan paradigma baru
strategi perang kontemporer.
AS
sendiri risau dengan fenomena baru ini karena dipandang potensial menjadi strategi
baru non state actor dalam melawan kekuatan adidaya Amerika. Kemenangan
Hizbullah dapat menjadi energi baru bagi mereka. Kekhawatiran itu sendiri
dapat dilihat di kalangan para pakar strategi perang di Pentagon. Mereka
seragam menyerukan perlunya reposisi militer AS atas strategi perang non
konvensional ini dalam menghadapi ancaman baru ini. AS tidak menghadapi
strategi non konvensional dengan menggunakan pendekatan konvensional di saat
Hizbullah sendiri sukses mensintesiskan kedua pendekatan tersebut baik dalam
ruang lingkup doktrin, taktik maupun persenjataannya.
STRATEGI DAN DOKTRIN
HIZBULLAH
Paradigma baru
Hizbullah tidak terlepas dari peran ideolog sekaligus pemimpin Hizbullah,
Hassan Nasrallah. Pasca tewasnya Imad Mughniyeh, komandan perangnya yang dibom
agen Israel di Damaskus, 12 Februari 2008, Nasrallah menjelaskan pergeseran
paradigma dan doktrin perang Hizbullah. Menurut Nasrallah, gerakan perlawanan
telah memasuki proses tahapan ketiga dari “perlawanan bersenjata yang
mengandalkan perlawanan rakyat secara spontan” menjadi “aksi militer bersenjata
yang terorganisir.” Kini perlawanan memasuki tahap akhir, dengan “memanfaatkan
mazhab baru perang yang belum ada sebelumnya, yakni kombinasi peran tentara
regular dengan pejuang gerilya.” Hizbullah sukses mensintesiskan metode
konvensional dengan non konvensional –baik strategi, taktik, senjata maupun
organisasi. Hizbullah bergerak dari sebuah kelompok perlawanan menjadi
tentara perlawanan.
Dalam level strategi, gerakan Hizbullah berevolusi dari kelompok gerilya klasik
yang berhasil memaksa Israel mundur dari Lebanon selatan di tahun 2000 menjadi
“kekuatan perlawanan quasi konvensional” yang mampu mencegah pasukan Israel
melakukan pendudukan lagi.
Nasrallah menjelaskan perubahan radikalnya tersebut: “Saya membedakan antara kelompok
perlawanan yang berperang melawan tentara regular yang menduduki suatu wilayah
dan mereka melakukan operasinya dari dalam wilayah tersebut atau sering disebut
perang gerilya dengan kelompok perlawanan yang melawan agresi yang hendak
mencaplok wilayah dengan mencegah mereka dari melakukan hal itu dan menimpakan
kekalahan atas mereka. Kelompok perlawanan tidak lagi membebaskan wilayah itu
namun mencegah agresi musuh.”
Hingga tahun 2000, konsep perlawanan Hizbullah sejalan dengan pengertian
konvensional. Kelompok pembebasan rakyat yang berjuang melawan pendudukan
asing. Misi satu-satunya adalah mengusir penjajah. Namun pasca penarikan mundur
tentara Israel di 2000, Hizbullah mengembangkan doktrin militernya yang
difokuskan mencegah Israel menyerang Lebanon. Oleh karena itu, definisi
perlawanan diperluas dengan mencakup kemampuan menghadapi invasi dan melawan
ancaman pendudukan. Melalui rekonstruksi konsep perlawanan seperti ini, yakni
menjalankan misi mempertahankan wilayah Lebanon dari serangan musuh, maka
gerakan ini memerankan diri mereka sebagai aparat militer negara.
Penggabungan kedua strategi itu terefleksikan dalam kemampuan mereka
menggunakan pelbagai jenis persenjataan dasar yang biasanya dipakai kalangan
gerilyawan disamping juga sistem persenjataan modern yang sebanding dengan
persenjataan yang dimiliki beberapa negara. Bukan hanya itu saja yang membentuk
keunikan gerakan perlawanan itu selama perang, karena keterbatasannya,
Hizbullah juga mampu mensistesiskan ketrampilan atas keduanya (penggunaan
senjata dasar dan modern) secara lebih kreatif.
Misalnya, Hizbullah sukses melumpuhkan Israel utara dengan tembakan rutin roket
jarak pendek Katyusha tipe kuno. Hizbullah mampu menghindari sergapan tameng
anti misil Israel yang canggih. Hizbullah mampu memetik nilai strategis dari
persenjataan kuno yang dimilikinya. Meski demikian, Hizbullah juga menggunakan
roket artileri jarak menengah yang lebih modern sehingga mampu menghantam
kota-kota besar Israel termasukTel Aviv.
Yang cukup mengejutkan, Hizbullah mampu memberikan serangan kejutan atas kapal
perang Israel dengan misil anti kapal yang dipandu radar. Misil ini diduga
adalah varian dari misil China C-802. Selain mengembangkan model baru yang
sejenis, Hizbullah juga menggunakan misil anti tank model kuno buatan Rusia
seperti AT-3 Sagger, AT-4 Spigot dan AT-5 Spandrel serta model yang lebih
canggih seperti AT-14 Kornet, AT-13 Metis-M dan RPG 29. Hasilnya, Hizbullah
sukses menewaskan banyak prajurit Israel, selain menghantam ratusan tank dan
kendaraan tempur mereka.
Dalam perang elektronik, Hizbullah berhasil menetralisir keunggulan teknologi
Israel dengan cara yang sangat sederhana. Dalam berkomunikasi, Hizbullah hanya
mengandalkan sistem fiber optik darat ketimbang memanfaatkan jaringan nir
kabel yang lebih canggih. Hizbullah dapat menghindari upaya pengacauan sinyal
elektronik Israel. Dengan demikian, pasukan Hizbullah dapat bergerak leluasa,
lepas dari pantauan peralatan elektronik Israel. Walhasil, sistem kendali
komando tetap berjalan dengan baik selama perang.
Sebaliknya, Hizbullah berhasil menyusup ke dalam sistem elektronik Israel dan
mengumpulkan data intelejen secara canggih. Keberhasilan itu tidak terlepas
dari pesawat pengintai tanpa awak Mirsad-1 yang dimilikinya. Pesawat itu mampu
menempuh wilayah udara Israel di 2004
tanpa terdeteksi. Pesawat itu mampu menyadap pembicaraan telpon selular antara
para tentara Israel dengan keluarganya. Hizbullah juga mampu memecah sandi
komunikasi radio Israel sehingga dapat melacak pergerakan tank Israel serta
memonitor laporan korban dan rute suplai.
Faktor itu pula yang mendorong Israel mengembangkan Trophy System (TAPS).
Sistem ini dilengkapi radar untuk melacak misil yang datang. Agustus 2009,
Israel menanam alat ini dalam tank Merkava generasi terbarunya. Sebelumnya,
banyak tank Israel yang menjadi korban dalam perang 2006.
PENDIDIKAN BAGI PARA PEJUANG
Dalam konteks
organisasi, Hizbullah dicirikan dengan pasukan non regular. Sebagai gerakan
yang berbasis massa, kekuatan pejuang Hizbullah terdiri dari 1000 pejuang inti
yang professional dengan dibantu penduduk yang berperan sebagai pasukan
cadangan. Struktur komando terdesentralisasi namun didukung dengan kerahasiaan
organisasi yang sulit ditembus. Kemampuan ini didapat dari disiplin yang
tinggi dan koordinasi yang ketat di antara para pejuang. Hal yang terjadi pada
pasukan konvensional.
Ancaman Nasrallah untuk “memberangkatkan ribuan pejuang terlatih dan bersenjata
lengkap jika Israel melakukan serangan darat” mengindikasi bahwa Hizbullah
mampu merubah pasukan cadangan mereka menjadi pasukan tempur yang professional.
Sebuah laporan menyebutkan bahwa Hizbullah melakukan rekrutmen besar-besaran
dan pelatihan selama berbulan-bulan setelah perang 2006. Meskipun Hizbullah
mengalami kesuksesan dalam perang model ini, namun Hizbullah juga melakukan
evaluasi performance tempur mereka. Hizbullah mencoba mengantisipasi
rencana perang berikutnya oleh Israel. Strategi dan taktik masa depan gerakan
ini dihitung dengan cermat. ”Kami belajar dari pengalaman perang Juli
sehingga membuat evaluasi dengan melihat titik kekuatan dan kelemahan kita
maupun musuh dan kita membuat keputusan berdasarkan evaluasi tersebut,”
papar Nasrallah.
Upaya yang tak kenal lelah Hizbullah untuk mempelajari kelemahan lawan telah
membedakan eksistensi gerakan ini dari kekuatan manapun di kawasan ini yang
pernah bertempur dengan Israel. Hizbullah telah melepaskan diri dari apa
yang secara sinis disebut para orientalis sebagai “Arab minds” (daya
pikir orang Arab yang rendah). Alih-alih, Hizbullah mampu mempenetrasi
psikologi orang Israel dan cara berpikir militer mereka. Adapun faktor lainnya
yang mendorong keberhasilan Hizbullah adalah proses evaluasi dan adaptasi
berdasarkan kondisi dan kebutuhan riil, Hizbullah tidak terpaku kepada strategi
militer yang kaku, sekalipun strategi tersebut pernah sukses di masa lalu.
Namun Hizbullah lebih memilih melakukan adaptasi terus-menerus atas
perubahan lingkungan politik dan militer. Kekuatan Hizbullah terletak kepada
kemampuannya mengadopsi doktrin militer yang bersifat non doktrinal.
Ini berarti bahwa kelompok perlawanan ini akan merevisi strategi militernya
dalam perang berikutnya, menggeser dari doktrin yang murni defensif menjadi
sebagian defensif dan sebagian lainnya ofensif. Strategi Hizbullah
pada dasarnya bersifat defensif namun memiliki kemampuan ofensif.
Tampaknya gerakan ini akan memperkenalkan taktik baru dalam rangka memenuhi
tujuan strategisnya secara lebih luas. Kemungkinan itu dapat terlihat dari
ancaman Nasrallah untuk melancarkan “kejutan besar”.
Kebanyakan para pengamat secara keliru berpendapat bahwa kejutan Nasrallah itu
berupa kepemilikannya atas misil anti pesawat yang akan digunakan untuk
menghantam pesawat Israel yang melanggar batas wilayah udara Lebanon. Hizbullah
sebelumnya sudah memiliki SA-7 dan mungkin juga telah mendapatkan versi terbaru
SA-18 di 2002. Banyak laporan di 2008 menyebutkan tentang akuisisi
Hizbullah atas sistem pertahanan udara canggih SA-8 yang dapat bergerak. Namun pendapat
ini diragukan. Logikanya, Nasrallah telah berulang kali melakukan ancaman untuk
menembak pesawat Israel maka ancaman tersebut tidak termasuk dalam elemen
kejutan yang dimaksudkannya.
Maka teori yang masuk akal adalah bahwa kejutan Nasrallah itu berupa adopsi
strategi dan taktik militer baru mereka: “Tentara musuh akan menyaksikan metode tempur
yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka akan menghadapi para pejuang yang
pemberani, keras dan setia dalam medan tempur, sesuatu yang tidak pernah mereka
lihat sebelumnya sejak berdirinya negara mereka yang illegal.”
Nasrallah menegaskan tantangan itu sebagai respon doktrin Dahiyeh yang
digariskan Gadi Eizenkot, komandan utara militer Israel yang memformulasikan
persamaan lama antara Beirut dan “Tel Aviv sebagai Dahiyeh untuk Tel Aviv”.
Taktik yang dipersiapkan Nasrallah dapat juga mencakup serangan ke dalam
wilayah Israel. Jurnalis kenamaan, Nicholas Blanford mengatakan, ”Seorang
komandan lokal di Lebanon Selatan pernah berkata bahwa Hizbullah telah
bertempur dalam perang defensif di 2006, ke depan kami akan melakukan serangan
ofensif dan akan benar-benar menjadi perang yang berbeda.” Seorang
pejuang setempat mengatakan bahwa perang ke depan akan lebih banyak
terjadi di Israel ketimbang di Lebanon. Dari pelbagai komentar itu disimpulkan
bahwa Hizbullah sedang mempersiapkan serangan komando ke Israel Utara.
Meskipun dapat dianggap sebagai bagian perang psikologis, namun tak pelak
militer Israel sendiri melakukan persiapan menghadapi skenario tersebut di mana
pasukan komando musuh menyusup perbatasan utara dan menyerang Israel.
PERANG
TERAKHIR
Apapun taktik yang
diterapkannya, Hizbullah harus menjamin bahwa mereka akan memenuhi janji
Nasrallah untuk melakukan serangan menentukan atas Israel. Seperti yang
dijelaskan pemimpin Hizbullah di tahun 2007, kejutan yang dia persiapkan untuk
Israel berpotensi “merubah arah perang dan nasib kawasan” dan “mewujudkan
kemenangan menentukan dalam sejarah”. Setahun kemudian, Nasrallah mengulang
lagi perkataannya bahwa “Sejarah kami kedepan akan jelas dan sangat menentukan
karena Hizbullah akan menghantam lima divisi yang akan ditempatkan Ehud Barak
di Lebanon”. Akhir dari perang berikutnya seperti yang dijelaskan Nasrallah
adalah kejatuhan akhir negara perampas sebagai akibat kekalahan Israel.
Penting untuk membedakan wacana pasca perang Nasrallah dengan tujuan obyektif
yang digariskannya selama perang Juli-Agustus. Di 2006, gerakan ini tidak
meletakkan landasan militer apapun kecuali mempertahankan Lebanon dari agresi
Israel dan mencegah musuh menduduki wilayahnya. Dalam konteks ini, Hizbullah
dapat menyatakan kemenangannya, setidaknya dalam pengertian pertempuran, dan
memaksa musuh menarik mundur pasukannya.
Namun gerakan
Hizbullah telah memasang target yang begitu tinggi dalam perang selanjutnya.
Dengan mengumumkan tujuan barunya sebagai kemenangan strategis akan memiliki
implikasi regional yang mendalam, Hizbullah harus menjamin akan mencapai
kemenangan yang strategis dalam perang berikutnya dengan Israel. Kemenangan
tersebut harus berakhir dengan diumumkannya perang terbuka antara kedua
musuh itu terjadi dan berikutnya yang lebih penting berhasil menetralkan
ancaman langgeng Israel atas kawasan tersebut. Jadi perangnya di masa depan
melawan Israel harus menjadi perang terakhir untuk Hizbullah.
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya PAK.FARHAN INTAN.Dari Kota Surabaya Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 081340887779
SMS Anda akan Kami balas secepatnya.
DANA GAIP KIYAI DIMAS KANJENG TAAT PERIBADI