Label

Seandainya Saya Pemimpin Negara Muslim




Oleh Ismail Amin

14 Juli 2015 menjadi hari bersejarah bagi Republik Islam Iran. Dengan disepakatinya perundingan nuklir, Iran secara resmi masuk dalam deretan negara-negara elit dunia, yang disejajarkan dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, dan Jerman.

Ada beberapa hal yang bisa dipelajari:

Iran memperjuangkan haknya atas penggunaan dan pemanfataan tekhnologi nuklir-“Jika negara-negara lain bisa, mengapa Iran tidak?”- dengan cara diplomasi meskipun memakan waktu 10 tahun lebih. Iran tidak menggunakan perang dan kekerasan untuk mempertahankan keinginannya. Ini menunjukkan kemampuan diplomasi para diplomat Iran, hingga mendapat pengakuan dan disegani.

Iran memiliki kemampuan tehnologi yang bisa bersaing dengan negara-negara maju, yang dasyhatnya pengembangan tersebut dilakukan di tengah-tengah embargo dan pengucilan. Iran melakukannya secara mandiri dan tidak bergantung pada negara lain. Itulah sebabnya, Iran tidak bisa didikte..

Bahwa Iran mempertontonkan kepada dunia, Islam adalah agama yang tidak ketinggalan zaman, juga menuntut keras penganutnya untuk menjadi terdepan dalam sains dan tekhnologi.

Sekiranya saya pemimpin negara muslim, saya akan berkata kepada Iran:

“BAHWA KALAU MEMANG NEGARA ANDA REPUBLIK ISLAM WAHAI BANGSA IRAN, AJARI KAMI TEKHNOLOGI NUKLIR DAN BAGAIMANA MEMBUAT ROKET... AGAR NEGARA-NEGARA ISLAM TIDAK LAGI DILECEHKAN DAN DIREMEHKAN...” 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar